KETIK, JAKARTA – Ibu-ibu rumah tangga dan warteg yang menggunakan elpiji 3 kg harus bersiap-siap. Rencananya ada aturan baru untuk membeli elpji jenis ini. Setiap pembelian elpiji tabung 3 kg harus menyertakan KTP.
Pembelian elpiji tabung 3 kg ini masih dalam tahap uji coba. Tidak lama lagi rencana ini akan diberlkukan secara luas. Pembelian elpiji tabung 3 kg tersebut aturannya harus digunakan rumah tangga. Tapi pada kenyataan di lapangan tidak sedikit rumah makan menggunakan elpiji tabung 3 kg.
Seperti diketahui, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga Harsono Budi Santoso mengatakan, program uji coba pembelian elpiji 3 kg dengan menyertakan kartu tanda penduduk (KTP). Program ini sekerang baru uji coba dan nantinya akan diperluas hingga di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dia mengatakan, hingga saat ini penggunaan sistem MyPertamina untuk pengendalian elpiji 3 kg masih terus digalakkan melalui pencocokan nomor induk kependudukan (NIK) KTP konsumen. "Roadmap implementasi tahap 2 direncanakan di pulai Jawa, Bali, dan NTB di tahun 2023," kata Harsono dalam Rapat Bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (7/2/2023).
Harsono mengatakan, untuk program pengendalian, pendaftaran konsumen elpiji 3 kg sudah dilakukan. Sistem Pertamina mulai terkoneksi. Pihaknya sudah mulai mendapat database dari Program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE). "Dari sini kita bisa identifikasi terdapat 47 juta kepala keluarga (KK) atau 170 NIK," kata dia.
Pejabat Pertamina ini juga mengatakan, pada 2022, secara demand ekonomi Indonesia tumbuh 5,02 persen. Pertamina ditugaskan untuk menyalurkan BBM public service obligation (PSO) Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) dan Jenis BBM Tertentu (JBT) telah terpenuhi dengan baik. "Untuk volume BBM dan elpiji PSO telah tersalurkan di angka 60,1 juta kl, di mana untuk BBM pada angka 46 juta kiloliter, dan elpiji 14 juta kiloliter yang setara dengan 7,8 juta metrik ton dari kuota 8 juta metrik ton," ujar Harsono.
Harsono menambahkan, terjadi pertumbuhan signifikan pada realisasi penjualan komersial atau korporasi. Adapun realisasi penjualan sampai dengan Desember 2022 sebesar 20,4 juta kiloliter dari rencana semula 18,9 juta kiloliter. Dia menyebut realisasi tersebut merupakan penjualan ke sektor industri, aviasi, dan petrochemichal.
Pada tahun 2023, Pertamina Perta Niaga memiliki program strategis yang berkaitan dengan layanan publik seperti pengendalian BBM dan elpiji melalui Program Subsidi Tepat yang sudah dijalankan sejak semester II Tahun 2022.
"Untuk pengendalian BBM PSO JBKP dan JBT secara full cycle sudah dijalankan bulan Desember lalu. Ada 34 kabupaten/kota yang dilakukan uji coba, dan hingga Februari 2023 ini akan ditambah 138 kabupaten/ kota, termasuk implementasi tahap awal elpiji’, ujarnya (*)