KETIK, SURABAYA – Beredar video viral yang menunjukkan kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di UIN Sunan Ampel Surabaya (Uinsa) diwarnai dengan spanduk-spanduk kritik pedas kepada pihak Rektor.
Buntut adanya kejadian ini, beberapa orang tua atau wali mahasiswa mendapatkan undangan pertemuan dengan Pimpinan Uinsa dari Kepala Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan dan Kerja sama (AAKK).
"Pembungkaman suara mahasiswa, setelah insiden kritikan di PBAK, beberapa orang tua/wali mahasiswa dikirimi surat sama pihak rektorat," jelas seorang Narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya kepada Ketik.co.id, Jumat (18/8/2023).
Undangan tersebut disampaikan sekitar pukul 14.00 WIB kepada 5 orang tua/wali mahasiswa, masing-masing dari fakultas yang berbeda yaitu 2 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuludin dan Filsafat dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Pertemuan dalam surat undangan dilaksanakan pada Jum’at, 18 Agustus 2023 pukul 09.00 WIB di Ruang Meeting Lantai III Twin Tower A Tengku Ismail Yakub.
Menurut sumber itu, pihak Rektorat Uinsa terkesan menunjukkan ketidakseriusan dalam mempersiapkan agenda PBAK.
Pertama, agenda PBAK dengan 4.816 mahasiswa baru hanya ada 3 kali rapat bersama yang dilaksanakan dan rapat perdana dilaksanakan H-25 tepatnya pada 20 Juli 2023.
Rapat selanjutnya pada 28 Juli 2023, rapat ini turut mengundang Kepala Biro AAKK namun tidak ikut hadir di dalamnya. Sedangkan Wakil Rektor III meninggalkan rapat di tengah pembahasan. Rapat terakhir dilaksanakan pada 10 Agustus 2023.
Kedua, kurangnya koordinasi pihak rektorat. Mulai dari rapat persiapan PBAK dilaksanakan setelah mahasiswa semester 6 berangkat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang sebagian besar merupakan pengurus Senat Mahasiswa (SEMA) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) hingga perubahan surat izin kepulangan peserta KKN yang telah disepakati yakni H-7 pada 8 Agustus 2023 menjadi 10 Agustus 2023.
Bukan hanya itu, rundown kegiatan final pada rapat terakhir diubah secara sepihak oleh rektorat pada keesokan harinya. Serta rapat persiapan PBAK tidak melibatkan dari Unit Kegiatan Mahasiswa ataupun Unit Kegiatan Khusus (UKM/UKK).
Ketiga, tidak adanya pembahasan bersama mengenai teknis dan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) terkait pelaksanaan PBAK dengan panitia dari mahasiswa.
Beberapa hal tersebut menjadi latar belakang kekecewaan mahasiswa sehingga melayangkan kritik kepada pihak rektorat.
Kritik-kritik yang disampaikan pada saat PBAK itu berujung pada upaya pembungkaman beberapa mahasiswa dengan memberikan surat panggilan kepada orang tua/wali mahasiswa.
Hal ini merupakan bentuk nyata dari Pimpinan Uinsa yang anti-kritik dan memutuskan kebijakan secara sewenang-wenang.
Saat dikonfirmasi perihal masalah ini, pihak Uinsa belum memberikan tanggapan jelas. Ketik.co.id yang menghubungi Kasubag Akademik Ahmad Firdaus meminta Ketik.co.id untuk menghubungi Koordinator bidang Kemahasiswaan Uinsa. "Silahkan ke Bu Alful; Koordinator Bidang Kemahasiswaan," jelasnya.
Namun sampai berita ini terbit belum ada tanggapan dari Koordinator Bidang Kemahasiswaan. (*)