KETIK, SURABAYA – Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih mengungkapkan bahwa pengeluaran SK pencopotan Prof Budi Santoso sebagai Dekan Unair pada Rabu, 3 Juli lalu tidak dikeluarkan secara tiba-tiba. Semua sudah melalui proses yang seharusnya.
"Enggak lah, sekali lagi enggak ada yang ndadak, semua melalui proses. Hanya karena taunya saja yang mendadak," terangnya saat ditemui di Masjid Ulul Azmi Unair, Selasa (9/7/2024).
Pria yang akrab disapa Prof Nasih tersebut menuturkan, sebagai seorang akademisi sekaligus ASN yang bekerja di PTN, seseorang harusnya bisa lebih bijak dalam bersikap dan berpendapat.
Akan tetapi, kebebasan akademik tetap akan didukung sepenuhnya oleh instansi. Akademisi dapat tetap menyuarakan pemikirannya selama melalui koridor yang telah ditetapkan.
"Intinya gini, jadi kita itu kan punya banyak peran, kita juga punya banyak fungsi itu yang menurut saya harus kita benar-benar komitmen, kapan sebagai bapak, kapan sebagai suami, kapan sebagai istri, kapan sebagai pejabat," tambahnya.
"Jika ingin mengkritik ada yang namanya mimbar akademik, silakan saja mimbar akademik itu di mana posisinya," imbuhnya.
Prof Nasih berharap hal ini dapat dijadikan pelajaran bagi banyak pihak. Ada aturan dan koridor yang harus dipatuhi. Aturan tersebut bukan bermaksud untuk membatasi tetapi untuk mengatur agar segala sesuatu sesuai dengan peruntukannya.
"Kita tidak membatasi apapun profesinya tapi harus di ketahui bahwa ada koridor, kalau jenengan masuk ke masjid, sandalnya tetap dibawa masuk, itu kan bukan membatasi kebebasan, tapi aturan di masjid harus melepas sandal. Itu saja, yang harus kita hati-hati," pungkasnya.(*)