KETIK, MALANG – Petungsewu Wildlife Education Center (P-WEC) adalah pusat pendidikan tentang konservasi alam, outbound dan training center yang berdiri pada tahun 2003 di Desa Petungsewu Kecamatan Dau, Kabupaten Malang Jawa Timur.
Tidak hanya itu, kini area P-WEC menjadi hutan dengan sedikitnya 137 spesies pohon. Adalah PROFAUNA Indonesia dan Petungsewu Adventure yang giat menanam pohon di lahan seluas sekitar 5 hektar tersebut sejak tahun 2002.
Rosek Nursahid, pendiri Yayasan PROFAUNA Indonesia mengutarakan dari ratusan spesies pohon itu, 11 jenis di antaranya adalah keluarga beringin atau Moraceae.
Menurutnya, pohon keluarga beringin ini menjadi habitat berbagai jenis burung dan tupai, selain juga menjadi peneduh.
"Keluarga Fabaceae juga dominan di hutan P-WEC, ada sekitar 17 spesies. Jenis-jenis yang masuk keluarga Fabaceae ini antara lain Asam Jawa, Petai, Kelor, Gamal, Kedawung, Trembesi, Sono Keling dan lainnya," urainya, Kamis (11/1/2024).
Selain kategori pohon, lanjut Rosek, di hutan P-WEC juga ada 10 jenis palem, 23 perdu dan 7 jenis bambu. Dengan beragamnya pohon ini, membuat hutan P-WEC juga menjadi habitat lebih dari 40 jenis burung.
Selain menjadi habitat beragam jenis burung, hutan P-WEC juga menjadi rumah bagi beberapa jenis mamalia. Seperti kucing hutan, bajing, musang dan Garangan.
“Beragamnya jenis pohon dan burung yang ada di hutan P-WEC ini membuktikan bahwa pemulihan suatu wilayah untuk menjadi hutan itu bukan sebuah mimpi, tapi bisa diwujudkan asal ada kemauan, kerja keras dan perawatan pohon,” jelasnya.
Beragamnya jenis pohon dan satwa liar ini membuat Hutan P-WEC menjadi tempat yang cocok untuk kegiatan outbound, pendidikan alam atau rapat. Dengan fasilitas yang lengkap seperti penginapan, restoran dan balai pertemuan, membuat P-WEC menjadi pilihan menarik untuk ragam kegiatan.
“Selain cocok untuk acara gathering atau pertemuan, hutan P-WEC menjadi tempat yang pas untuk belajar tentang pengenalan vegetasi, edukasi konservasi alam dan pengamatan burung. Ini enjadi pusat pendidikan konservasi alam yang cukup ideal," ulas Rosek.(*)