KETIK, SORONG – Dinas Pariwisata Kota Sorong mengggelar pelatihan kegiatan pemandu wisata outbound atau fasilitator experiental learning (Fasel). Giat tersebut dilaksanakan di Rylich Panorama Hotel Sorong, Rabu (26/6/2024).
Pelatihan pemandu wisata ini dihadiri Kepala Dinas Pariwisata Kota Sorong, Kabid Pengembangan Pariwisata Kota Sorong serta salah satu narasumber yang ahli di bidang pariwisata yang diundang secara langsung dari Yogyakarta.
Ida Wahyudi, Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Kota Sorong sekaligus ketua panitia kegiatan tersebut mengatakan, acara ini digelar karena di Kota Sorong sebenarnya banyak potensi yang dimiliki oleh pemuda pemudi khususnya untuk bidang pariwisata.
"Sehingga dalam hal ini kami berusaha untuk mengembangkan sumber daya yang dimiliki oleh anak-anak tersebut supaya mereka tidak lari ke hal-hal negatif, tapi bagaimana kita membina mereka supaya bisa terampil dan bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya olehnya," ucap Ida.
"Kami bersyukur bisa mendapatkan suntikan dana dari pusat karena untuk mendapatkan pendanaan tersebut tidak segampang yang kita bayangkan, dengan dana itulah kami memanfaatkan untuk mengembangkan potensi dan sumber daya manusia (SDM), anak-anak yang ada di Kota Sorong," tambah Ida Wahyudi.
Lebih lanjut Ida Wahyudi menjelaskan, Pemerintah Kota Sorong dalam hal ini Dinas Pariwisata telah berusaha untuk mengadakan pelatihan pemandu wisata outbound kepada pemuda pemudi Kota Sorong.
Harapannya output dari pelatihan tersebut dapat melahirkan generasi yang inovatif yang mampu berbahasa Asing (Inggris), sehingga dapat bersaing dengan pemuda lainnya yang berada di luar Kota Sorong.
Sementara itu, Sri Astuti Direktur Utama Mitajani Training Center Yogyakarta yang diundang sebagai narasumber pada pemandu wisata outbound Kota Sorong mengatakan, kehadiran dirinya diundang untuk mengisi materi pemanduan wisata outbound.
"Dalam materi ini kita akan jelaskan apa itu wisata outbound, terus teknisnya harus bagaimana, termasuk soal bagaimana harus berkomunikasi karena kaitannya dengan publik speaking termasuk story telling," jelas Sri Astuti. (*)
