KETIK, ACEH SELATAN – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Republik Indonesia (RI) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bidang perencanaan, kajian, dan pengembangan Badan Baitul Mal kabupaten/kota se-Aceh, yang berlangsung secara luring dan daring.
Rakor ini dibuka oleh Pj Bupati Aceh Selatan yang diwakili oleh Staf Ahli Bupati Bidang Keistimewaan, Yuhelmi di Aula Ruang Rapat Lantai 2 Setdakab Aceh Selatan, Selasa (30/7/2024).
Acara tersebut dihadiri oleh perwakilan Direktur Kajian dan Pengembangan Zakat, Infak, dan Shadaqah (ZIS)-DSKL Baznas RI, Muhammad Hasbi Zaenal, BMA, dan Baitul Mal 23 Kabupaten/Kota se-Aceh, terdiri dari ketua, anggota badan, kepala sekretariat, serta dewan pengawas.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Aceh Selatan yang dibacakan oleh Yuhelmi menyampaikan bahwa zakat, infak, shadaqah, dan harta keagamaan lainnya memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Oleh karena itu, pengelolaannya harus dilakukan dengan baik dan tepat sasaran.
"Sebagai masyarakat Aceh, kita patut bersyukur karena pemerintah Aceh memiliki regulasi khusus dalam pengelolaan zakat yang diamanahkan melalui Baitul Mal baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota," ungkap Yuhelmi.
Pj Bupati berharap pengelolaan zakat dapat dilakukan secara optimal melalui Baitul Mal. Ia mengharapkan lembaga ini dapat menggali potensi zakat, infak, wakaf, dan dana sosial keagamaan lainnya untuk disalurkan dengan sebaik-baiknya, sehingga berdampak signifikan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Rakor ini merupakan kesempatan terbaik untuk menyelaraskan dan mensinergikan program Baitul Mal Provinsi dan kabupaten/kota se-Aceh," ujar Yuhelmi.
Ia menambahkan bahwa forum ini juga sebagai wadah untuk menjaring masukan dalam menggali potensi zakat dan menyusun program yang tepat sasaran, agar kehadiran pemerintah melalui Baznas dan Baitul Mal benar-benar dirasakan masyarakat.
"Atas nama Pemkab Aceh Selatan, kami mengucapkan terima kasih kepada perwakilan Baznas RI dan Baitul Mal Aceh serta Baitul Mal Kabupaten/Kota se-Aceh atas penyelenggaraan berbagai program, termasuk kegiatan rakor hari ini. Semoga kegiatan ini berjalan maksimal dan menghasilkan hasil yang diharapkan," ungkap Yuhelmi.
Sebelumnya, Ketua Baitul Mal Aceh (BMA), Mohammad Haikal, dalam sambutannya menjelaskan bahwa rakor ini membahas berbagai hal terkait perencanaan, kajian, dan pengembangan zakat, termasuk Indeks Zakat Nasional (IZN), Standar Operasional Prosedur (SOP), dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) ZIS.
"Saya ucapkan terima kasih atas terselenggaranya rakor ini, terutama kepada Pemerintah Daerah Aceh Selatan dan seluruh BMK Aceh Selatan yang telah memfasilitasi acara ini," kata Haikal, yang mengikuti acara secara daring dari Kantor BMA di Banda Aceh.
Haikal berharap program Baznas yang dibawa ke Aceh Selatan dapat terlaksana dengan baik dan menjadi pilot project nasional di Aceh.
"Saya juga berharap program ini dapat merembes ke daerah lain, sehingga Aceh bisa menjadi bagian dari kota zakat di Indonesia. Ini menjadikan Aceh tidak hanya kuat dalam ibadah tetapi juga dalam muamalah," tandas Haikal.
Rakor ini menghasilkan komitmen yang tertuang dalam Deklarasi Tapaktuan, di antaranya yaitu, seluruh Baitul Mal Kabupaten/Kota se-Aceh berkomitmen untuk mengisi Indeks Zakat Nasional (IZN), siap mendeklarasikan diri sebagai Kabupaten/Kota Zakat, hasil penilaian IZN akan menjadi bahan penguatan dan evaluasi kinerja pengelolaan zakat tahunan.
Komitmen ini ditandatangani oleh perwakilan Baznas RI, Baitul Mal Aceh, dan Baitul Mal Kabupaten/Kota se-Aceh. (*)