KETIK, SURABAYA – Wadahi potensi nahdliyin dalam bidang olahraga, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur berencana membentuk Konfederasi Olahraga Nahdlatul Ulama (KONU).
Melalui wadah ini, PWNU Jatim tidak hanya melakukan pembinaan atlet dalam pengembangan bakat namun juga memberikan sentuhan-sentuhan islami kepada atlet, pelatih, perangkat pertandingan, serta pengurus cabang olahraga yang bernaung di bawah KONU.
Rencananya, gagasan ini akan dibawa ke PBNU untuk mendapatkan pengakuan dari ormas Islam terbesar di Indonesia itu.
"Harapannya, benar-benar mendapatkan legalitas dari PBNU. Sehingga dalam melangkah, tidak menimbulkan masalah di internal NU. Jangan ada duri dalam daging," ujar Ketua PWNU Jatim, KH Marzuqi Mustamar, Minggu (2/4/2023).
Langkah pertama yang akan ditempuh oleh penggagas KONU ini membawa usulan tentang organisasi ini ke PBNU. Setelah mendapat lampu hijau, akan dibuatkan akta dan diurus legalitasnya ke Departemen Hukum dan HAM (Depkumham).
"Syukur-syukur kalau yang melaunching nanti PBNU," ujar pimpinan Pondok Pesantren Sabilul Rosyad, Kota Malang tersebut.
Kiai Marzuqi menyebutkan, program awal yang akan dilakukan organisasi ini bila sudah mendapatkan legalitas dari PBNU, KONU akan mengakomodir, menginventarisir, menertibkan dan mengorganisir cabang olahraga-cabang olahraga yang ada di masyarakat NU.
Untuk mencapai tahap tersebut, organisasi olahraga yang baru dirintis ini akan menjalankan tahapan-tahapan yang dibutuhkan. Sehingga, setiap event yang diselenggarakan KONU bisa berjalan optimal dan menghasilkan bakat- bakat hebat yang akan berkontribusi untuk bangsa Indonesia.
"Namanya masih merintis ya harus bertahap. Misalnya, tahun ini harus menyelesaikan ini, kemudian menyiapkan yang lain," ungkapnya.
Nantinya, PWNU Jatim akan melakukan seleksi atlet, pelatihan untuk pelatih, wasit dan lain-lain yang versi Nahdlatul Ulama.
"Yang full NKRI harga mati, misalnya menang ya menang tapi tetap menjaga aspek kemanusiaan, tata krama, dan adab. Seperti yang dicontohkan oleh atlet sepak bola santri, Maulana, yang selalu cium tangan pelatihnya. Kita ingin ada budaya-budaya mulia seperti itu dipromosikan lewat olahraga juga" paparnya.
Dari penjelasan tersebut, KONU akan memulai langkah demi langkah sampai kepengurusan cabang olahraga (cabor) terbentuk, atletnya tersedia, pelatih dan perangkat pertandingannya sudah memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.
"Sehingga ketika event digelar, semua sudah siap," ungkap Kyai Marzuqi.
Sementara itu, Ketua KONI Jatim, Muhammad Nabil menyambut baik dengan adanya KONU ini. Pihaknya akan membantu dan memfasilitasi tentang teknis pembentukannya di Jawa Timur.
"KONI Jatim akan mencoba membantu KONU khususnya tentang SDM keolahragaan, misalnya soal pelatih, atlet, sport science-nya, dan akan menghubungi pengprov-pengprov dan KONI kota/kabupaten yang selama ini menjadi anggota KONI Jatim," kata M Nabil.
Nabil optimistis KONU dan KONI ini satu frekuensi karena di KONI Jatim banyak atlet dan pelatih bahkan pengurus berlatar belakang Nahdliyin apalagi di kota/kabupaten.
"Di KONI Jatim ada Dr Makruf Syah SH, MH, wakil ketua KONI Jatim yang juga Wakil Ketua PWNU Jatim, ada juga Pak Mirza Muttaqin, Firmansyah Ali, dan Anshori yang anggota bidang pembinaan dan prestasi KONI Jatim. Ini tentu mempermudah terbentuknya KONU," jelasnya. (*)