KETIK, MALANG – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya kembali menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW) untuk angkatan 54-55, (17-19/11/2023). UKW kali ini menonjolkan Kota Malang yang tengah membangun citra sebagai kota dengan ekonomi kreatif.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso turut hadir untuk membuka UKW yang diikuti oleh 48 peserta, terdiri dari 8 kelas yakni 2 kelas jenjang utama, 2 kelas jenjang madya, dan 4 kelas jenjang muda. Pembukaan UKW, digelar di Hotel Aria Gajayana Kota Malang, Jumat, (17/11/2023).
Hadir pada kesempatan itu, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, Ketua PWI Jawa Timur Lutfil Hakim, Ketua PWI Malang Raya, Cahyono dan sejumlah undangan lainnya
Sekd Kota Malang, Erik Setyo Santoso menjelaskan bahwa ekonomi kreatif dibangun oleh pemerintah bersama warga Kota Malang secara berkelanjutan. Untuk itu dibangunlah Malang Creative Center (MCC) untuk menaungi insan kreatif di Kota Malang dan Indonesia.
"Kita sediakan ekosistem yang dinamakan MCC untuk menumbuh kembangkan insan kreatif ini. Enterpreneur yang bisa menyerap tenaga kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan banyak hal lainnya," kata Erik.
Erik berharap melalui UKW, jurnalis dapat menghasilkan karya jurnalistik yang lebih berkualitas. Dengan demikian masyarakat dapat teredukasi dan penyebaran informasi semakin optimal.
"Dalam beberapa hal juga diharapkan bisa memberikan edukasi kepada masysrakat. Sempat dalam proses pengumpulan data untuk berita, tak jarang dihadapkan pada informasi-informasi yang kurang dipertanggungjawabkan, ini yang perlu disaring," lanjutnya.
Sementara itu, Pegiat Ekonomi Kreatif yakni Asandra Salsabila menjelaskan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ekonomi kreatif antara Jakarta dan Kota Malang. Menurutnya pelaku ekonomi kreatif di Jakarta lebih unggul di bidang teknologinya, terlebih data-data yang digunakan telah berbasis UI research.
"Sedangkan di Kota Malang, kebetulan aku punya movement bernama #17an_MLG, itu kita mengadakan data workshop dan digital marketing workshop. Banyak anak Malang yang belum tahu, namun antusiasnya sudah ada. Kalau Malang ini mau maju sebagai Kota Kreatif dengan ekrafnya yang bagus maka harus memperkuat SDM dari sisi teknologi dulu, biar tidak ketinggalan. Teknologi, data, AI, itu semua sektor butuh di jaman sekarang" jelasnya.
Calon Anggota Legislatif dari PPP itu menambahkan bahwa pernodalan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi kreatif yang dijalankan oleh Startup. Pelaku usaha harus terlebih dahulu memiliki investor sebelum memulai bisnisnya.
"Di Malang itu masih keblock di mana orang-orang masih menganggap kalau mau membuka UMKM sendiri, itu mahal modalnya. Padahal kita ada program partnership seperti itu, dengan feature capital atau dengan investor dan lain-lainnya," tandasnya.
Kota Malang memiliki potensi yang luar biasa dalam perkembangan ekonomi kreatif. Jauh sebelum adanya Artificial Intelligence, skill yang banyak dibutuhkan dan diekspor ke luar negeri ialah design agency.
"Malang itu Kota Pendidikan kedua setelah Yogyakarta, jadi tinggal melakukan apa yang sudah dimulai oleh Yogyakarta. Jadi yang paling cepat kita ekspor adalah skil software engineering. Skill itu tidak perlu modal banyak. Tinggal mahasiswa di Kota Malang yang bisa belajar coding sendiri dan langsung bisa dapat client maupun objek dari luar negeri," tuturnya. (*)