KETIK, JAKARTA – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menandatangani dekrit yang mengecam perjanjian pembatasan senjata dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Senin (29/5/2023).
Kantor berita Anadolu melaporkan dekrit itu sudah dirilis di situs resmi pemerintahan.
Dekrit itu berisi kecaman Rusia atas perjanjian pembatasan senjata yang disepakati dengan NATO setelah Perang Dunia, yaitu Kesepakatan Pasukan Senjata Konvensional di Eropa (CFE).
Putin menandatangani dekrit ini sekitar dua pekan setelah Rusia menarik diri dari kesepakatan CFE.
Sebelum menandatangani dekrit itu, Putin mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) ke parlemen Rusia untuk mengecam perjanjian CFE pada 10 Mei.
Parlemen kemudian meratifikasi RUU itu, kemudian diserahkan ke presiden untuk ditandatangani.
Di dalam CFE terdapat pembatasan lima kategori utama peralatan militer konvensional di Eropa.
Kategori itu yakni tank, kendaraan lapis baja, artileri, helikopter, dan pesawat tempur. Perjanjian itu juga mengamanatkan penghancuran persenjataan berlebih.
Pada 1999, CFE diperbarui dan disepakati dengan mempertimbangkan realitas baru, seperti pembubaran Pakta Warsawa dan perluasan NATO.
Karena sejumlah negara anggota NATO tak meratifikasi CFE, Putin menangguhkan partisipasi Rusia di perjanjian itu pada 2007.
Belakangan, Putin mengatakan penangguhan tersebut akan berlaku sampai negara-negara NATO meratifikasi CFE dan mulai menerapkan kesepakatan itu.
Pada 2015, Rusia juga menghentikan partisipasi dalam pertemuan Kelompok Penasihat Bersama CFE.(*)