KETIK, BLITAR – Lebih dari 500 anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kabupaten Blitar menghadiri acara Sarasehan dan Ngopi Bareng yang diadakan di Bumdes Karangsono, Kabupaten Blitar.
Acara ini menghadirkan Zakaria, seorang pendiri sekaligus ketua Koordinator Lapangan (Korlap) dari Magetan, sebagai narasumber utama, Minggu 6 Oktober 2024.
Tugas Nanggolo Yudo Dili Prasetyo, Ketua PSHT Cabang Kabupaten Blitar, yang akrab disapa Bagas, mengungkapkan bahwa acara ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang sejarah PSHT dan mempererat silaturahmi antaranggota.
“Kita ingin menimba ilmu lebih dalam lagi tentang sejarah PSHT dan silaturahmi,” ujar Bagas.
Dalam diskusi yang berlangsung lebih dari tiga jam, Zakaria memaparkan secara rinci perjuangan PSHT di masa lalu, termasuk tantangan internal yang mengarah pada perpecahan dan dualisme kepengurusan dalam organisasi.
Ia menjelaskan bahwa terbentuknya Korlap merupakan salah satu upaya untuk menjaga organisasi tetap pada jalurnya.
Perwakilan anggota Korlap PSHT dan warga PSHT cabang Kabupaten Blitar, Minggu 6 Oktober 2024. (Foto: Favan/ketik.co.id)
“Kang Mas Zakaria menjelaskan dengan gamblang bagaimana dulu ada ketidaksehatan di dalam kepengurusan lama, hingga terbentuk Korlap yang terus mengawal PSHT agar tetap sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART),” jelas Bagas.
Zakaria juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga keutuhan organisasi dan peran Korlap sebagai garda terdepan.
“Korlap adalah benteng pengaman organisasi agar pengurus PSHT tetap pada rilenya, sesuai dengan ADART-nya,” ungkap Zakaria.
Acara ini dihadiri oleh sekitar 500 peserta dari Blitar Raya serta 50 anggota PSHT dari Kabupaten Tulungagung.
Beberapa pengurus Korlap pusat, seperti Mas Rudy, Mas Eko, dan Mas Woko, juga turut hadir untuk mendampingi Zakaria. Selain itu, pengurus cabang, pengurus ranting, serta pengurus rayon dari Kabupaten Blitar turut meramaikan acara tersebut.
Bagas berharap melalui sarasehan ini, para anggota PSHT semakin sadar akan pentingnya hukum dan menjaga kesatuan organisasi.
“Harapan kami setelah adanya pertemuan ini, semuanya jadi mawas diri, melek hukum, dan sadar bahwa PSHT hanya satu, di bawah kepemimpinan Ketua Umum Dr. Taufik. Mudah-mudahan PSHT kembali jaya,” pungkasnya.
Dengan demikian, acara ini tidak hanya menjadi momen untuk memperdalam pengetahuan sejarah PSHT, tetapi juga untuk memperkuat komitmen menjaga organisasi tetap bersatu dan berkembang sesuai dengan nilai-nilai yang telah ditanamkan sejak awal. (*)