KETIK, SURABAYA – Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan sekolah tetap wajib menyediakan ekstrakurikuler Pramuka bagi siswa-siswi sekolah menengah (SMP-SMA).
Namun keikutsertaan siswa-siswi bersifat sukarela. Kegiatan kemah di Pramuka kini tidak lagi wajib.
Ketua Kwartir Gerakan Pramuka Nasional (Kwarnas) Komjen Pol. (Purn) Drs. Budi Waseso menanggapi kebijakan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim tidak pernah mengenyam pendidikan di Indonesia.
Hal tersebut menurut Buwas sapaan akrab Budi Waseso menjelaskan seharusnya pendidikan kepramukaan bersifat wajib di jenjang pendidikan menengah di SMP dan SMA.
"Kita harus pahami, Pak Menteri ini tidak pernah sekolah di Indonesia, kedua, beliau tidak pernah menjadi pramuka dan mengenal pramuka. Saya jujur saja jadinya seperti ini, karena dulu saya pramuka," terang Buwas pada kegiatan Jumpa Tokoh di Surabaya pada Selasa (30/7/2024).
Buwas menyampaikan, nilai-nilai kepramukaan yang membuatnya memiliki sifat-sifat tidak pernah menyerah, rela berkorban bagi bangsa.
"Pramuka itu tidak pernah mengenal menyerah, rela berkorban dan saya tidak pernah mengeluh dari mulai jadi polisi hingga jadi seperti hari ini (Ketua Kwarnas)," tuturnya.
Ia juga menilai tidak diwajibkan pramuka itu bukan sepenuhnya salah dari Mendikbudristek, namun staf-staf yang menangani tentang kependidikan dan kepramukaan yang harus dipertanyakan.
"Saya tetap berusaha memberi pemahaman yang salah bukan Menterinya, pembantu-pembantunya itu juga harus dipertanyakan," terang Mantan Kepala BNN ini.
Mengenai langkah-langkah agar pramuka tetap menjadi kegiatan wajib di sekolah mulai dari pendidikan dini hingga tingkat sekolah SMA, Buwas mengungkapkan dirinya sudah bersurat ke beberapa lembaga dan juga bertemu DPR agar kegiatan pramuka tetap diwajibkan.
"Saya sudah bersurat, saya sudah sampaikan ke DPR, bahkan ke Pak Presiden (Joko Widodo) sudah cerita sampaikan, kita tunggu hasilnya seperti apa," terang Lulusan Akpol 1984.
Padahal menurut Ketua Kwarnas, pramuka sangat berperan aktif untuk negara misalnya seperti yang dilakukan oleh Kwarda Jatim yaitu mengerahkan pramuka dalam kebencanaan.
"Sekarang nyata. Keberadaan pramuka itu bermanfaat buat negara bangsa ini," jelas Buwas.
Ia juga menegaskan tidak mewajibkan pramuka di sekolah ini merupakan salah satu tindakan pelemahan Bangsa Indonesia.
"Tidak diwajibkan, justru dari kacamata saya sebagai mantan polisi salah strategis, jangan-jangan ini satu wujud pelemahan bangsa ini," pungkas Ketua Kwarnas Budi Waseso.(*)