KETIK, SURABAYA – Potensi gempa megathrust yang baru-baru ini dipublikasikan BMKG merupakan bencana yang harus diwaspadai. Oleh sebab itu, perlu mitigasi bencana lebih lanjut dari pemerintah untuk meminimalisasi jatuhnya korban jiwa.
Pakar Manajemen dan Mitigasi Bencana Universitas Airlangga (Unair), Hijrah Saputra mengatakan, harus ada langkah lanjutan dari pihak berwenang setelah mengetahui potensi terjadinya gempa megathrust di wilayah Indonesia.
Menurutnya, mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang terjadi adalah langkah yang harus segera diambil, mengingat gempa bumi merupakan bencana yang bisa terjadi kapan saja.
"Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah mempersiapkan diri agar siap dan siaga apabila bencana tersebut terjadi," jelas Hijrah, Rabu (21/08/2024).
Masyarakat harus diberikan edukasi dan simulasi mengenai apa yang harus dilakukan saat gempa terjadi. Terutama masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir karena memiliki risiko paling besar terhadap efek gempa bumi.
“Apabila gempa besar terjadi, masyarakat harus tahu untuk lari dan menyelamatkan diri ke tempat yang aman," tambahnya.
Lebih lanjut, pemerintah juga harus belajar dari negara Jepang yang siap siaga dalam mitigasi bencana. Pemerintah Jepang telah memperhatikan bangunan wilayah rawan gempa telah sesuai dengan standar bangunan tahap gempa. Selain itu, menerapkan early warning berbasis teknologi untuk menyebarluaskan peringatan bencana.
"Aktivitas gempa yang meningkat belakangan ini adalah pengingat bahwa kita hidup di wilayah yang rentan bencana. Jangan menunggu sampai bencana besar terjadi baru kita bertindak," pungkasnya.(*)