KETIK, JEMBER – Puluhan mahasiswa asal Korea Selatan memenuhi Auditorium Vokasi Politeknik Negeri Jember (Polije) pada Rabu (31/7/2024).
Situasi tersebut merupakan hal yang lumrah terjadi di kawasan Polije. Pasalnya, tahun ini merupakan kali keempat Polije menerima pertukaran pelajar yang dikemas dalam program World Friends Korea ICT Volunteers.
Sebanyak 24 mahasiswa dari Kyungpook National University (KNU), didampingi 3 dosen atau profesor untuk menggarap project khususnya di bidang teknologi informasi.
Kurang lebih tiga pekan lamanya, mahasiswa KNU akan belajar dan mengenal lebih dalam kultur pendidikan tinggi vokasi di lingkungan Polije. Mulai 29 Juli - 18 Agustus 2024 mendatang.
Kerjasama Politeknik Negeri Jember dengan Kyungpook National University dalam program World Friends Korea (31/7/2024) (Foto: Humas Polije)
Wakil Direktur 4 Polije Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Sistem Informasi, Agung Wahyono menjelaskan program World Friends Korea sebuah kolaborasi dua institusi pendidikan untuk saling bertukar pengetahuan.
“Melalui project based learning, mahasiswa Polije prodi TI dengan mahasiswa KNU akan bekerja secara berkelompok membuat project yang berkaitan dengan inovasi teknologi imformasi,” papar Agung usai penyambutan para volunteers Korsel.
Selain itu, mahasiswa Korsel diajak mengenali lingkungan kampus vokasi dengan berbagai kearifan Teaching Factory yang ada di Polije. Juga dikenalkan budaya Indonesia, seperti belajar tari tradisional dan memainkan alat musik gamelan.
Mahasiswa Korsel diajak berkeliling kampus mengenal Tefa Bakery milik Polije (31/7/2024) (Foto: Humas Polije)
Sementara, salah satu mahasiswi, Kang Minjung mengaku senang berkesempatan mempelajari pendidikan dan kebudayaan Indonesia, khususnya di Jember. Baginya bukan hal yang sulit untuk beradaptasi di Indonesia.
“Sangat senang disini cuacanya hangat dan hampir sama dengan kampung halaman saya di Daegu. Dan orang-orang Jember sangat ramah,” tuturnya.
Untuk project yang bakal dia kerjakan bersama rekan lainnya adalah membuat game berbasis digital yang diadopsi dari permainan tradisional asal Negeri Ginseng.
“Implementasi game itu kami menggunakan Arduino dan Unity System,” urai perempuan itu.
Disamping mengerjakan project, dalam tiga pekan Minjung sangat antusias untuk mempelajari kebudayaan Indonesia.
“Secara beriringan belajar kebudayaan Indonesia begitu sebaliknya juga mengenalkan budaya dari Korea,” tandasnya.(*)