KETIK, PACITAN – Usai diberitakan oleh Ketik.co.id tempo lalu, Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Pelaksana Wilayah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur janjikan listrik untuk rumah pasangan suami istri Juki dan Tumini yang hidup gelap selama lima tahun terakhir.
Direktur PLN UP Pacitan, Aditya Bimantara, saat dikonfirmasi mengatakan telah melakukan survei dalam upaya pengusulan bantuan.
"Hari Senin lalu sudah kami lakukan survei ke rumah warga tersebut. Saat ini proses pengusulan ke unit atas kami. Pada prinsipnya, kami upayakan untuk membantu. Semoga nanti ada titik terang," kata Direktur Aditya, Sabtu (30/3/2024).
PLN UP Pacitan berjanji akan berupaya mewujudkan pemasangan meteran listrik, sesuai yang didambakan keluarga Juki.
"Segera kami kabari nanti update-nya. Semoga sebelum lebaran sudah bisa clear," sambungnya.
Namun saat ditanya terkait bentuk bantuan berupa pengurangan biaya atau pemasangan secara gratis. Pihaknya enggan memberikan kejelasan.
"Nanti kami kabari nggih kalo sudah ada titik terang, kami usahakan semaksimal mungkin untuk beliau. Semoga minggu depan sudah ada kabar baik," tandasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kisah pasangan suami istri Juki dan Tumini sempat menyita perhatian dari banyak pembaca.
Lantaran tak kuat bayar pemasangan meteran, pasangan ini hidup tanpa listrik sejak 2018 lalu.
Pihak PLN saat menemui Juki untuk melakukan survei lokasi. (Foto: Aditya Bimantara for Ketik.co.id)
Saat menjelang petang rumahnya yang berada di RT 03 RW 06, Dusun Gading, Desa Temon, Kecamatan Arjosari gelap gulita bak rumah kosong tak berpenghuni.
Hanya mengandalkan lampu LED ukuran 5 mili sebagai penerangan satu-satunya.
Juki dan Tumini terdesak hidup tanpa listrik setelah rumah mereka terdampak bencana di tahun 2017. Mereka kemudian berpindah ke rumah bantuan bencana di lokasi lain, namun tanpa pemasangan instalasi listriknya.
Keluarga Juki mengalami banyak kesulitan akibat hidup tanpa listrik. Anak semata wayangnya kesulitan belajar di malam hari karena minimnya penerangan.
"Kalau mau ngecas senter harus ke rumah saudara," ungkap Juki saat ditemui Ketik.co.id di kediamannya, Minggu, (24/3/2024) lalu.
Juki dan Tumini begitu mendambakan akses listrik yang memadai. Terutama, ingin anaknya dapat belajar dengan nyaman laiknya teman sebayanya.
Sejatinya, kekhawatiran Juki bukan pada biaya per bulan, namun ada pada saat cost pemasangan meteran yang dirasa cukup mahal baginya.
"Kalau untuk biaya per bulan kami masih kuat. Tapi kalau untuk pemasangan meteran itu kisaran Rp 3 jutaan, kalau segitu kami belum mampu. Tidak apa-apa mending seperti ini saja," tandasnya penuh harap.
Semoga dengan adanya respon dari PLN UP Pacitan, keluarga Juki dan Tumini dapat segera mendapatkan akses listrik dan hidup lebih layak. (*)