KETIK, SURABAYA – Pelaksaan pemilihan umum (Pemilu) 2024 di Jawa Timur berjalan aman dan kondusif. Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono saat memaparkan keberhasilan pelaksanaan Pemilu 2024 di Jawa Timur.
"Alhamdulillah penyelenggaraan pesta demokrasi di Jatim sangat luar biasa. Saya rasa Pemilu di Jatim sudah selesai dan berlangsung aman dan kondusif,” ujarnya, Rabu (28/2/2024).
Pj. Gubernur Adhy mengungkap, ada empat indikator utama yang mengantarkan keberhasilan penyelenggaraan Pesta Demokrasi kali ini. Antara lain, Pemilu berlangsung secara aman, partisipasi pemilih yang tinggi, tidak terjadi konflik yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa serta tetap berjalannya pemerintahan dengan lancar baik di pusat maupun di daerah.
“Dari empat indikator tadi kami menyatakan bahwa kita berhasil melaksanakan pemilu di Jawa Timur dengan baik. Tentu ini berkat dukungan dari semua pihak, pemerintah provinsi, kabupaten/kota, pelaksana pemilu, KPUD, Bawaslu, dan juga Forkopimda yang selalu hadir memonitor,” tutur Adhy.
Kaitannya partisipasi pemilih di Jawa Timur, Pj. Gubernur Adhy menyebut bahwa terjadi peningkatan dibandingkan Pemilu di tahun 2019. Partisipasi publik Pemilu di Jatim pada Pemilu 2014 mencapai 72,40 persen, kemudian di tahun 2019 naik menjadi 82,53 persen. Untuk Pemilu 2024 sementara ini telah mencapai lebih dari 82 persen. Padahal masih dalam tahapan rekapitulasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pj. Gubernur Adhy juga menjelaskan, roda perekonomian di Jatim tetap berjalan saat Pemilu berlangsung. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Jatim tahun 2023 tumbuh 4,95 persen (c to c) dan inflasi 2,92 persen (y to d), sehingga pertumbuhan ekonomi Jawa Timur inklusif.
“Inflasi kita satu tahun kemarin 2,4 persen, inflasi di seluruh provinsi 2,54 persen, artinya kondisinya stabil. Bahkan pada bulan Januari kemarin, Jatim mengalami deflasi 0,01 persen. Itu menunjukkan bahwa walau ada hiruk pikuk Pemilu, roda ekonomi tetap berjalan," ungkap Adhy.
"Di Pemilu ini justru membuat ekonomi semakin bagus dan daya beli masyarakat semakin kuat," imbuhnya.
Pj. Gubernur Adhy menambahkan, bahwa inflasi yang terjadi saat ini lebih disebabkan kondisi menjelang Bulan Ramadan. Menurutnya, kebutuhan masyarakat kerap meningkat saat memasuki bulan tersebut.
“Oleh sebab itu, Pemprov Jatim akan terus bekerja keras memantau perkembangan harga di pasar guna menjaga stabilitas harga pangan bagi masyarakat,” katanya.(*)