KETIK, SIDOARJO – Kabar tentang Partai Ummat terdengar partai-partai norpalemen lain yang mendukung pasangan H Subandi dan Hj Mimik Idayana (BAIK). DPC Partai Hanura Sidoarjo memastikan partainya tidak akan goyah untuk tetap mendukung pasangan BAIK.
”Saya bertemu ketua DPD Partai Ummat. Sepertinya masih tetap ke Pak Bandi,” kata Ketua DPC Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Sidoarjo Abdullah.
Abdullah mengaku tidak yakin Partai Ummat akan berpindah dukungan dari pasangan BAIK (H Subandi-Hj Mimik) ke pasangan SAE (Mas Iin-Edi Widodo). Dia menilai H Subandi sangat layak didukung sebagai calon Bupati Sidoarjo. Bersama pasangan Calon Wakil Bupati (Cawabup), H Subandi dipercaya memiliki pengalaman di birokrasi yang cukup matang.
Menurut Abdullah, Partai Hanura tetap pada komitmen awal. Konsisten untuk mendukung dan mengawal pasangan BAIK. Kinerja H Subandi di Kabupaten Sidoarjo sudah diketahui masyarakat. Bupati yang seperti sosok H Subandi ini juga gesit.
”Beliau orang lapangan. Begitu tahu ada keluhan masyarakat, langsung direspons. Saya yakin Cak bandi dan Bu Mimik sat-set,” ujar Abdullah.
Partai Hanura, lanjut dia, punya harapan besar bagi Kabupaten Sidoarjo. Masyarakat sangat ingin kepala daerah yang memimpin kabupaten berpenduduk sekitar 2 juta jiwa ini berikutnya tidak mengalami ”kecelakaan”.
Mengapa? Beberapa kali Bupati Sidoarjo tersandung kasus hukum perkara korupsi di akhir masa jabatannya. Abdullah menyatakan tidak ingin mengkritik calon lain.
”Kami hanya khawatir akan terulang lagi,” tegasnya.
Abdullah berharap ada perbaikan mendasar di Kabupaten Sidoarjo. Pemerintahannya harus bersih dari korupsi kolusi dan nepotisme (KKN). Harapan itu diyakini akan terwujud jika H Subandi yang memimpin Kabupaten Sidoarjo.
Sebelumnya diberitakan, kabar pindah haluan politik melanda Partai Ummat Sidoarjo. Partai besutan Prof Amin Rais itu dikabarkan mengalihkan dukungan dari pasangan BAIK ke pasangan SAE. Namun, kabar tersebut dibantah oleh Ketua DPD Partai Ummat Datuk Maralelo Siregar.
Pasangan BAIK didaftarkan bersama-sama oleh koalisi Partai Gerindra, Partai Golkar, dan Partai Demokrat. Ada pula partai-partai nonparlemen. Seperti Partai Hanura, Perindro, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Umat, Parta Garuda, dan Partai Buruh. (*)