KETIK, MALANG – Maraknya kafe atau tempat chill yang banyak membuat permintaan biji kopi di seluruh Indonesia semakin meningkat. Salah satu petani kopi di Dusun Gagar Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang kebanjiran order biji kopi.
Saat ini harga kopi cukup manis sehingga sangat menguntungkan petani kopi. Salah satu petani Siswanto mengaku beberapa tahun sebelumnya harga kopi sangat pahit atau dihargai murah.
"Dulu sekilonya hanya Rp 70 ribuan, sekarang sudah naik dua kali lipat sebesar Rp 120 ribu hingga Rp150 ribuan," ungkap Siswanto, Minggu (11/6/2023).
Ia baru memulai bertani kopi sejak tahun 2020-an, sebelumnya dia hanya penikmat kopi. "Dari sana saya sama teman-teman lainnya mencoba menanam kopi dengan sistem sewa lahan, dan alhamdulillah saat ini hasilnya lumayan," ucapnya.
Selama pandemi, penjualan biji kopinya sempat menurun, namun dirinya memutar otak untuk bisa terus menghasilkan. "Saya membuat warung kopi sendiri di rumah dengan produk kopi selo parang dan mengemas kecil-kecil untuk dijual ke luar Jawa Timur," ungkap Siswanto.
Kondisi pandemi ini membuat dirinya bisa bangkit dengan adanya bantuan sokongan dana dari Perum Jasa Tirta 1. "Melalui CSR (corporate social responsibility) yang kami miliki kita membantu para pelaku Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Malang ini," ungkap Direktur Teknik Operasional Perum Jasa Tirta 1 Ir. Milfan Rantawi, M.M.
Milfan mengatakan dengan kesuksesan UMKM yang dimiliki Siswanto, membuat Perum Jasa Tirta 1 bangga. Selain itu ke depannya Perum Jasa Tirta 1 terus membantu pelaku UMKM untuk terus maju.
"Jadi kita dorong mereka untuk bisa ekspor biji kopi yang merupakan ciri khas dari Malang ini ke luar negeri seperti Vietnam maupun negara lainnya," bebernya.
Ia yakin dengan bantuan ini, perekonomian di Jawa Timur semakin baik pasca pandemi. "Kami memberikan modal untuk para pelaku UMKM ini bisa lebih mandiri dan berkembang," tuturnya. (*)