KETIK, SURABAYA – Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) melaporkan realisasi investasi Jatim triwulan II tahun 2023 mengalami peningkatan 3,7 persen (q to q). Sedangkan untuk Penanaman Modal Asing (PMA) meningkat 4,1 persen (q to q), dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mengalami kenaikan 3,2 persen (q to q).
Kepala PMPTSP, Dyah Wahyu Ermawati mengatakan Jawa Timur berada di posisi ketiga untuk realisasi investasi jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, dengan total nilai Rp 31, 1 triliun.
"Untuk realisasi investasi posisi pertama diduduki oleh Jawa Barat, kedua DKI Jakarta dan ketiga baru Jawa Timur, " jelas Dyah saat ditemui di Hotel Shangri-la Surabaya, Selasa (19/9/2023).
Sementara itu jika dilihat berdasarkan lokasi Kabupaten Gresik berada di posisi pertama dengan total investasi sebesar Rp 12,1 triliun, kemudian diikuti oleh Kota Surabaya dengan nilai Rp 5,9 triliun, lalu Kabupaten Pasuruan dengan Rp 3,7 triliun, Kabupaten Sidoarjo sebesar Rp 2,6 Triliun, dan posisi kelima Kabupaten Mojokerto dengan nilai investasi Rp 0,8 triliun.
"Untuk Kabupaten Gresik ini bisa menduduki peringkat pertama karena ada proyek PT Freeport yang nilainya mencapai Rp 6,5 triliun. Investasi di Gresik didominasi oleh PMA sebesar Rp 10,4 triliun," tambah Dyah.
Sedangkan jika menurut sektor, Pertambangan memegang porsi terbesar dengang nilai investasi Rp 6,6 trilium atau 21,3 persen dari total realisasi investasi. Disusul posisi kedua terdapat sektor industri makanan sebesar Rp 3,7 triliun, disusul industri logam dasar bukan mesin senilai Rp 3,5 triliun, kemudian perumahan kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp 3,2 triliun dan terakhir industri kimia farmasi dengan nilai investasi Rp 2,4 T.
"Untuk sektor pertambangan didominasi oleh PMA dan PMDN sebagian besar didominasi oleh sektor perumahan kawasan industri dan perkantoran," tuturnya.
Di akhir Dyah menegaskan kenaikan realisasi investasi Jatim ini tidak lepas dari kerja sama yang dijalin oleh pemerintah dengan dunia kerja khususnya swasta. Hal ini membuat iklim investasi di Jatim terjaga sehingga banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya di Jatim.(*)