KETIK, MALANG – Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang, Abah Anton dan Dimyati Ayatulloh (ABADI) rutin belanja masalah untuk menampung aspirasi warga. Hal ini dilakukan sebagai persiapan debat Pilkada Kota Malang, Sabtu, 26 Oktober 2024.
Calon Wakil Wali Kota Malang, Dimyati Ayatullon menjelaskan, bahwa pihaknya ingin mendapatkan pandangan luas terkait keresahan masyarakat. Dengan demikian pada perdebatan calon pemimpin di Kota Malang nanti berbasis pada persoalan di lapangan.
"Sambil melatih debat kita juga ke masyarakat untuk belanja masalah, mendapatkan insight apa saja permasalahannya. Sehingga kita tahu masalah sebenarnya dan bukan hanya konteks saja," ujarnya, Rabu 16 Oktober 2024.
Ia menekankan Pilkada 2024 ini bukan menjadi ajang untuk mencari kemenangan semata. Namun, juga dalam rangka memilih pemimpin yang mampu membawa Kota Malang pada kemajuan dan kesejahteraan.
Untuk itu, kata ia, masyarakat harus aktif dilibatkan sebagai subjek pembangunan, bukan hanya objek yang berpangku tangan menunggu kebijakan yang hanya ditentukan melalui keputusan pemerintah.
"Masyarakat harus dilibatkan sebagai subjek, pelaku untuk keberhasilan Kota Malang. Jangan masyarakat hanya sebagai objek saja, nanti setelah itu ya sudah mengikuti kemauan pemimpin. Bukan seperti itu," tegasnya.
Melihat respon yang baik di tiap agenda blusukan, Dimyati optimis bahwa ada dukungan dari masyarakat yang menyertai paslon nomor urut 3 itu. Terlebih dari setiap survei yang ada, Abah Anton selalu menduduki posisi pertama.
"Sampai hari ini dari sekian banyak survei, menyatakan Abah Anton stabil di atas. Tentunya bertahan itu lebih sulit, tetap kita merangkul semua. Ini untuk menata Kota Malang, bukan untuk menang-menangan terus mau jadi apa," katanya.
Ia juga mengajak para calon kepala daerah yang ada untuk mewujudkan kampanye damai tanpa menimbulkan kerusakan di Kota Malang. Ia tak ingin hanya karena kontestasi Pilkada, terjadi perpecahan di masyarakat.
"Kami paslon yang dari Kota Malang sangat khawatir. Kalau hanya karena Pilkada, untuk rebutan jadi pemimpin malah merusak Kota Malang, kan sayang. Kita ingin membangun dan menjadikan Kota Malang lebih baik lagi," tutupnya. (*)