KETIK, SURABAYA – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) terus berfokus dalam upaya - upaya meningkatkan kualitas literasi dan mengukuhkan budaya baca di masyarakat. Salah satunya melalui kegiatan Duta Baca Literasi Tahun 2022, yang kali ini mengangkat tema “Membaca Itu Sehat, Menulis Itu Hebat”.
Kegiatan Duta Baca Literasi dikemas dalam bentuk Talkshow dan Pelatihan Kepenulisan kali ini digelar di Gedung Merah Putih Komplek Balai Pemuda Kota Surabaya, dengan diikuti oleh para pelajar SMA dan mahasiswa di Kota Surabaya, Selasa (1/11/2022).
Staf Ahli Walikota Bidang Hukum, Politik, dan Pemerintahan Kota Surabaya, M. Afghani Wardhana mengatakan, Pemkot Surabaya terus melakukan inovasi, koordinasi, dan kolaborasi, guna meningkatkan budaya literasi di masyarakat. Di antaranya, menyediakan layanan perpustakaan yang berkualitas dengan buku-buku terbaru yang bermanfaat. Serta program yang menunjang literasi masyarakat.
“Menyediakan titik-titik layanan baca yang tersebar di berbagai fasilitas umum. Seperti, perpustakaan umum, sekolah, Balai RW, kantor kelurahan, kantor kecamatan, rumah susun, instansi, terminal, rumah sakit, dan taman kota,” kata Afghani.
Karenanya, Pemkot Surabaya membutuhkan peran penggiat literasi dan seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi mensukseskan program peningkatan literasi dengan kebersamaan dan kegotongroyongan.
“Pemkot telah merespon Kota Surabaya yang dinilai layak menjadi barometer kota literasi menjadi sebuah tantangan. Sebetulnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sudah lama bergerak meningkatkan budaya literasi melalui berbagai fasilitas layanan baca untuk mendorong minat baca masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas RI, Adin Bondar menilai bahwa Kota Surabaya layak disebut sebagai barometer kota literasi di Indonesia. Sebab, Kota Pahlawan memiliki infrastruktur yang memadai dengan kolaborasi antara pemerintah bersama dunia usaha, dan seluruh elemen masyarakat.
“Saya pikir Kota Surabaya adalah salah satu kota literasi dan sangat layak menjadi barometer di Indonesia. Ini sangat luar biasa, bahkan Perpusnas mendukung langkah Pemkot Surabaya yang menyediakan layanan dan tenaga perpustakaan sampai di kantor kelurahan dan kecamatan,” kata Adin.
Adin menjelaskan, upaya replikasi kegiatan dan program yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya merupakan keterlibatan pemerintah daerah untuk memiliki political will yang baik terhadap pengembangan budaya baca dan literasi.
Sebab, pemerintah telah meletakkan dasar kuat bahwa budaya literasi, khususnya kegemaran membaca menjadi hal yang sangat esensial dan fundamental dalam meningkatkan SDM di Indonesia.
“Karena penguatan budaya literasi menjadi kegiatan prioritas nasional. Rencana aksi yang dilakukan adalah bagaimana melibatkan para influencer atau role model Duta Baca Indonesia, Duta Baca Daerah, Bunda Literasi, Penggiat Literasi untuk memberikan bimbingan, pelatihan atau advokasi kepada masyarakat,” jelasnya.
Tepisah, peserta Pelatihan Kepenulisan, Vania Winola F siswi kelas XI SMAN 6 Surabaya mengaku bahwa kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk meningkatkan budaya literasi dikalangan pelajar. Sebab, menurutnya, kegiatan membaca dan menulis bukanlah hal yang sulit.
“Dari seminar ini sangat membantu kita untuk menulis apa yang kita ingin tulis. Pemateri dari Duta Baca Indonesia dan Jawa Timur juga yang sangat inspiratif. Menulis dan membaca tidak susah, seperti membaca buku seni atau apapun yang bisa meningkatkan tingkat literasi kita dan bisa membuat kita giat sekolah secara tidak langsung,” pungkasnya. (*)