KETIK, SURABAYA – Anak-anak di seluruh dunia bergembira. Hari ini, 34 tahun yang lalu, para pemimpin dunia membuat janji kepada anak-anak. Sebuah janji untuk menjaga mereka tetap aman, membantu mereka belajar, dan membuat suara mereka didengar.
Pada 20 November 2023, Konvensi PBB tentang Hak Anak, menjadi perjanjian internasional mengenai hak asasi yang paling banyak diratifikasi.
Pada saat yang sama, Sustainable Development Goals (SDGs) Center Universitas Airlangga (Unair) menyelenggarakan SDGs Festival 2023, sebuah kegiatan penting yang mengingatkan bahwa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) masih harus dikejar.
Unicef Chief of Field Office, Tubagus Arie Rukmantara, salah satu pembicara di Seminar Internasional bertema Transformative Policy Innovation for a Healthy and Sustainable Environment bersama pembicara dari Western Sydney University dan Seknas SDGs, menegaskan tentang 17 goals, 7 years left.
"No child must not be left behind. Meski Covid-19, konflik senjata dan krisis iklim menghalangi kita mencapai SDGs tepat waktu. Tapi upaya menyejahterakan semua anak harus jalan terus.” ujarnya.
Arie menerangkan bahwa Unicef adalah custodian atau wali data dari paling tidak 17 indikator dan oleh karena itu bertanggung jawab secara langsung membantu Indonesia, khususnya Jawa Timur, mencapai TPB 1 sampai 6, 8, 16 dan 17.
Tujuan TPB tersebut, yaitu Tanpa Kemiskinan, Tanpa Kelaparan, Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Pendidikan Berkualitas, Kesetaraan Gender, Air Bersih dan Sanitasi Layak, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; dan Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
“Dalam rangka World Children’s Day ini, maka semua hak anak menjadi prioritas dalam upaya mencapai SDGs. For every child, every right, itu adalah tema Hari Anak se-Dunia saat ini. Dan oleh karena itu, Unicef akan focus membantu Pemerintah Indonesia dan Pemprov Jawa Timur mencapai SDGs yang fokus pada anak,” ujar Arie di Aula Garuda Mukti di Kampus C, UNAIR, Surabaya.
Namun Arie menekankan bahwa Pemerintah Indonesia mulai memperhatikan Kesehatan remaja sebagai prioritas.
Konsep Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer yang diluncurkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di Agustus 2023 sudah menaruh perhatian khusus kepada pemeriksaan kesehatan anak usia 10 tahun sampai dengan 18 tahun. Arie mengapresiasi penerapan siklus hidup sebagai fokus integrasi pelayanan kesehatan, termasuk kesehatan mental remaja. Konsep integrasi layanan primer juga menguatkan promosi kesehatan dan pencegahan yaitu melalui deteksi dan screening penyakit.
Termasuk pemantauan kesehatan remaja melalui digitalisasi dan dashboard serta tersedianya layanan konseling.
“Kabar baiknya semua dokumen visi misi calon pemimpin Indonesia berikutnya juga menyantumkan kesehatan remaja dan pelayanan kesehatan mental dalam program mereka. Jadi, komitmen pemerintah saat ini juga akan menjadi komitmen pemerintah kedepan. UNICEF yakin, Jatim akan menjadi terdepan dalam pelaksanaannya," tuturnya.
UNICEF sehari sebelumnya telah mendukung rangkaian peringatan Hari Anak Dunia di Provinsi Jawa Timur yang dimulai pada 17 November 2023 melalui Forum Temu Anak Jawa Timur.
Forum ini dihadiri oleh 76 perwakilan anak dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur. Kegiatan yang diisi oleh Pelatihan Konvensi Hak Anak (KHA) bagi seluruh Pengurus Forum Anak Jawa Timur yang dilaksanakan di Surabaya.
Dalam kegiatan Forum Temu Anak Jawa Timur tersebut, program unggulan Lapor Arek Jawa Timur (Lare Jatim) secara resmi diluncurkan. Ini merupakan aplikasi pelaporan masalah perlindungan dan pemenuhan hak anak berbasis konselor sebaya terlatih dalam rangka menciptakan layanan konseling yang gratis, aman, dan profesional. (*)