KETIK, SURABAYA – Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur merupakan lokasi yang penting untuk mendulang suara pada pilpres 2024 mendatang. Hal ini terlihat dari pasangan Anies-Muhaimin yang menggelar mendeklarasi di Hotel Majapahit Surabaya, Sabtu (4/9/2023),
Pakar Politik Universitas Trunojoyo Madura Mochtar W Oetomo mengatakan siapa pun pasangan capres dan cawapresnya, posisi Jawa Timur sangat penting, karena yang bisa berpengaruh terhadap perolehan suara di Pilpres.
"Saya rasa alasan Surya Paloh dan Anies Baswedan akhirnya bergeser ke Cak Imin tentu memandang betapa pentingnya suara di Jatim dan betapa pentingnya suara Nahdliyin." Jelasnya, Senin (4/9/2023).
Direktur Utama Surabaya Survey Center tersebut menyebut bukan hanya pasangan Anies-Muhaimin yang berusaha merebut suara di Jatim terutama kaum Nahdliyin, tapi Ganjar dan Prabowo juga.
Bahkan sejak tahun 2014 Prabowo telah membangun basisnya di kalangan Nahdliyin, kalangan kiai di berbagai pelosok di Jatim.
"Itu tentu akan melahirkan pertarungan yang sengit di Jatim. Terutama di kalangan segmen Nahdliyin. Fenomena ini akan menambah betapa pentingnya dan strategisnya Jatim dan Nahdliyin," tambahnya.
Sekjen DPP Partai NasDem. (Foto: Husni Habib/Ketik.co.id)
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem Effendy Choirie atau Gus Choi menyadari, walaupun Anies memiliki basis yang cukup kuat di Jawa Barat, namun lemah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Oleh sebab itu menggandeng wakil dari kaum Nahdliyin merupakan keputusan tepat untuk mengamankan suara di Jatim dan Jateng.
Dengan figur Muhaimin yang juga dikenal sebagai Cak Imin, wilayah yang tidak tertembus oleh Anies dipastikan akan tertembus.
"Saya mulai kemarin jalan, Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban. Kemarin umpamanya tidak Cak Imin, untuk bikin tim di level desa itu sulit untuk Jatim," ujar Gus Choi.(*)