KETIK, JEMBER – Program Wayahe Pasar Jember Resik dicanangkan sebagai upaya menggeliatkan kesadaran masyarakat Jember dalam kebersihan pasar tradisional. Program ini diadakan setiap hari Rabu di pasar-pasar tradisional yang ada di Jember.
Pemkab Jember melibatkan jajarannya beserta pedagang, dan pelajar untuk kegiatan bersih di Pasar Tanjung pada Rabu (27/9/2023) siang. Meskipun Pasar Tanjung merupakan tempat yang iconic di Jember, ternyata kondisi pasar masih kurang terawat dan cenderung sepi.
Sepinya pengunjung pasar di siang hari disinyalir karena penataan dan kebijakan pemerintah belum optimal. Hal tersebut dikeluhkan salah satu pedagang di Pasar Tanjung karena semakin hari semakin sepi pengunjung.
Tak sedikit pula, lapak-lapak di Pasar Tanjung lantai dua mulai kosong bahkan menjadi tempat buang air kecil sembarangan.
Menurut Yanto Aditia, pedagang lontong di Pasar Tanjung, sepinya pasar atas karena banyak pembeli yang lebih memilih berbelanja di pasar bawah yang juga sangat lengkap.
“Sisi sebelah utara, timur, dan selatan banyak yang kosong. Ya terlalu bebas pedagang pasar bawah, dari sekitar jam 1 sudah mulai berdagang dan itu sampai pagi lagi,” ungkap Yanto.
Informasi yang dihimpun wartawan Ketik.co.id banyak pedagang lain yang juga mengeluhkan hal yang sama. Banyak pedagang pasar atas yang beralih karena bangunan yang banyak bocor, sistem listrik semrawut, dan kumuh.
“Ya kalau bisa ditertibkan, entah jamnya yang diatur misal jam 4 atau dipindah keatas. Semoga bisa cepat dilaksanakan,” tutur Yanto.
Sementara, Bupati Jember Hendy Siswanto, mengatakan bakal merevitalisasi Pasar Tanjung agar bisa hidup kembali seperti sedia kala. "Bersih-bersih, perbaiki kebocoran, penataan ulang aliran listrik agar terang dan rapi, lebih rapi daripada yang diluar," ucapnya saat meninjau kondisi pasar.
Para pedagang pasar yang berada di luar atau yang menggunakan bahu jalan, lanjutnya akan dipindahkan ke area pasar kembali. "Yang luar agar bisa masuk ke dalam lagi seperti dulu, bisa hidup kembali," pungkasnya.(*)
