KETIK, JAKARTA – Lempeng tektonik India-Australia-Capricorn, yang mencakup wilayah India, Australia , dan bagian Samudra Hindia diprediksi akan terbelah menjadi dua.
Prediksi ini berdasarkan penelitian terbaru yang diterbitkan oleh jurnal Nature Geoscience pada bulan Februari 2023 lalu. Para peneliti yang berasal dari berbagai negara melakukan analisis menggunakan data geomagnetik dan seismik untuk melihat pergerakan lempeng di wilayah tersebut.
Hasilnya, telah terjadi patahan di sepanjang zona perpecahan Sunda-Banda yang terletak di barat laut lempeng antara India dan Australia. Perpecahan ini terjadi di beberapa bagian lempeng dengan pergerakan yang berbeda.
Lempeng yang berada di India bergerak ke utara lebih cepat dari pada lempeng yang berada di Australia. Kecepatan pergerakan lempang berkisar 1,7 milimeter pertahun sehingga proses terbelah menjadi dua akan terjadi kurun waktu 1 juta tahun.
Merespons perkiraan yang dikutip LiveScience itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, semua lempeng tektonik terus bergerak. Kendati demikian, pergerakan berjalan dalam tempo sangat lambat.
"Jadi pergerakannya itu sangat kecil dan lambat sekali. Tetapi (lempeng tektonik) itu terus bergerak," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono di Jakarta.
Perpecahan lempeng tektonik dapat menimbulkan berbagai dampak geologis, seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan pembentukan pegunungan yang baru terlihat dalam kurun waktu jutaan tahun.
Akan tetapi penelitian ini baru dalam tahap awal. Diperlukan kajian dan riset yang lebih lama untuk memastikan terjadinya perpecahan lempeng tektonik India-Australia-Capricorn.(*)
