KETIK, SURABAYA – Akibat melonjaknya permingtaan batu bara RI pada tahun 2022 lalu akibat perang yang berkecambuk antara Rusia dan Ukraina. Kini pemerintah Indonesia melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi bartu bara dengan lebih masif di tahun 2023 ini. Pemerintah sendiri memberi target sekitar 684,5 juta ton pada tahun 2023 ini.
Dikutip dari CNBC Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Lana Saria mengatakan target produksi batu bara di tahun 2023 sebesar 694,5 juta ton. Target ini lebih tinggi dibandingkan pada target produksi di tahun 2022 lalu yang sebesar 663 juta ton.
"Target produksi 2023: 694,5 juta ton," ujar Lan, Jumat (20/1/2023).
Dari target tersebut, Lana mengungkapkan sebanyak 176,8 juta ton ditargetkan untuk konsumsi dalam negeri. Sedangkan, sisanya sebanyak 517,7 juta ton ditargetkan akan diekspor. Pada tahun 2023 ini konsumsi batu bara dalam negeri juga mengalami peningkatan sebanyak 7 persen dari tahun lalu.
Lana menambahkan dengan naiknya target ini, sudah ada 812 perusahaan tambang batu bara yang disetujui Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). Lana menyebutkan, sebanyak 65% dari perusahaan tersebut mengajukan kenaikan produksi batu bara.
Seperti diketahui sebelumnya jika pada tahun 2022 lalu produksi batu bara Indonesia mencapai rekor tertinggi. Hal ini karena perang antara Rusia dan Ukraina yang membuat harga gas alam dan batu bara disana mengalami kenaikan.
Negara Uni Eropa pun mau tak mau harus mencari pemasok lain agar kebutuhan energi mereka dapat tercukupi. Batu bara Indonesia pun menjadi rebutan banyak negara eropa seperti Polandia, Italia, Belanda dan Slovenia.
Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (30/12/2022), produksi batu bara RI tercatat telah mencapai 671,75 juta ton atau melampaui dari target tahun ini yang dipatok sebesar 663 juta ton.
"Rencana produksi 2022 663 juta ton. Realisasi produksi 671,75 juta ton atau 101,32% dari rencana," tulis data MODI, dikutip Jumat (30/12/2022).(*)
