KETIK, SIDOARJO – Belum jelas akan jadi dan memberikan kontribusi. Tapi, merusak lingkungan sudah pasti. Begitu ulah tim sebagian calon anggota legislatif (caleg) yang memasang atribut kampanye di Kota Sidoarjo. Mereka seenaknya memaku-maku pohon-pohon perindangan. Baliho, banner, dan poster ditancapkan di batang pohon. Semena-mena. Tidak berperiketumbuhan.
Ulah para tim caleg itu terlihat mencolok di berbagai sudut kota. Sebut saja di antaranya Jalan Mayjen Sungkono, Sidoarjo. Ratusan alat peraga kampanye (APK) terlihat. Berderet-deret. Menempel ke batang pohon di sisi Kali Pucang.
Tidak tampak sikap bertanggung jawab sebagai orang yang ingin menduduki jabatan pemerintahan. Mengharap gaji dan fasilitas negara. Menjaga kelestarian lingkungan dan menghargai kenyamanan masyarakat maupun pengguna jalan. Nyata buktinya. Meski baner dan poster sudah robek, mereka cuek. Kayunya patah pun dibiarkan saja. APK malah menjadi sampah.
Siapa saja mereka? Macam-macam. Gambar caleg DPRD Sidoarjo, DPRD Jatim, bahkan DPR RI. Ada petahana. Ada pula caleg debutan. Sebagian figur sudah dikenal Sidoarjo. Sebagian lain caleg asal Surabaya. Partainya pun juga beragam. Partai biru, partai hijau, partai kuning. Termasuk, poster baru pasangan capres-cawapres berwarna biru muda.
Kondisi itu memantik kritik pedas dari warga dan pengguna jalan. Sebab, sebelum masuk masa Pemilu 2024, pepohonan di Jalan Mayjen Sungkono baik-baik saja. Rindang dan teduh. Jalan pun nyaman dilewati.
Namun, sejak sebelum dan selama masa kampanye ini, pemandangan terlihat tidak keruan. Kotor oleh alat peraga kampanye partai dan para calegnya.
”Pasang seenaknya saja. Pohon tidak ikut nanam, dipaku semaunya,” ujar Arif Rahman, warga Perumahan Pondok Jati.
Reaksi senada diungkapkan oleh seorang mantan pejabat di Pemkab Sidoarjo yang kini tinggal di Surabaya. Dia melihat kondisi pepohonan di kawasan Jalan Taman Pinang. Di sana, sebagian poster juga dipaku seenaknya dan dipasangi poster caleg. Beberapa poster dipasang berderet dibatang pohon. Apalagi kalau tidak pakai kayu dan paku.
”Kondisi seperti itu seharusnya menjadi perhatian Pemkab Sidaorjo. Pak Bupati dan jajarannya mesti perhatian,” ungkap pejabat yang minta namanya tidak disebut itu.
Salah satu baliho partai yang sudah robek dan dibiarkan oleh pemiliknya di kawasan Jalan Taman Pinang, Sidoarjo, pada Kamis (4/1/2024). (Foto: Fathur Roziq/Ketik.co.id)
Seorang caleg DPR RI mengaku tidak tahu posternya dipasang dengan dipaku di pepohonan Jalan Mayjen Sungkono, Sidoarjo. Tepatnya, di samping Kali Pucang, belakang Pendopo Delta Wibawa. Dia mengaku akan meminta tim mengecek lokasi itu.
”Terima kasih infonya,” kata caleg petahana DPR RI Dapil Jatim 1 (Sidoarjo-Surabaya) itu.
Ketika dikonfirmasi soal ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo Dr Bahrul Amig mengatakan memang serba repot menyikapi fenomena tahun politik seperti sekarang ini.
Dia mengimbau agar para caleg tidak memasang alat peraga kampanye dengan merusak lingkungan. Kalau dipertimbangkan mendalam, pemasangan APK dengan memaku di pohon seperti itu justru bisa kontraproduktif dengan tujuan kampanye.
Maksud pemasangan APK untuk menarik simpati. Yang terjadi malah masyarakat tidak simpati. Sebab, timbul citra buruk caleg sebagai perusak lingkungan.
”Kalau memasang APK sebaiknya yang pasang diberi arahan. Tidak dibiarkan sembarangan. Agar citra caleg tidak malah dinilai buruk oleh masyarakat,” tuturnya. (*)