Pakar Unair Beberkan Cara Pengendalian Kasus PMK di Jatim

Jurnalis: Shinta Miranda
Editor: Muhammad Faizin

9 Januari 2025 16:30 9 Jan 2025 16:30

Thumbnail Pakar Unair Beberkan Cara Pengendalian Kasus PMK di Jatim Watermark Ketik
Ilustrasi pengecekan hewan ternak. (Foto: Lutfia Indah/Ketik.co.id)

KETIK, SURABAYA – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Jawa Timur mengalami peningkatan signifikan sejak Desember 2024. Hingga awal Januari 2025, tercatat 6.072 kasus aktif yang tersebar di 30 kabupaten/kota.

Menanggapi hal tersebut, Pakar Virologi dan Imunologi Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Fedik Abdul Rantam drh menjelaskan pola penyebaran virus PMK dapat terjadi melalui kontak tidak langsung dari hewan yang sakit ke hewan yang sehat.

Interaksi ini dapat terjadi pada peternak yang merawat sapi sakit dan menularkannya ke sapi yang sehat. 


“Pada musim hujan kotoran sapi rata rata akan terbawa hujan dan mengalir melalui aliran sungai sampai ke daerah lain. Air yang telah terkontaminasi ini dapat menjadi media bagi penyebaran PMK. Aktivitas jual beli ternak juga dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi ke berbagai daerah,” ungkapnya melalui keterangan tertulis pada Kamis 9 Januari 2025.

Fedik juga menjabarkan pola kebersihan kandang yang kurang baik juga dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penyebaran virus PMK.

Selain itu, rendahnya tingkat vaksinasi ternak juga menyebabkan turunnya imunitas ternak sehingga dapat meningkatkan risiko penyebaran virus karena imunitas ternak terhadap virus yang lemah.
 
Mengenai penanganan virus PMK diperlukan sinergi antara masyarakat dan pemerintah.

Perlu pemetaan daerah-daerah yang sudah masuk ke dalam zona merah PMK untuk dilakukan karantina wilayah terhadap ternak yang keluar masuk di daerah tersebut. Selain itu, vaksinasi pada ternak perlu digalakkan untuk meningkatkan imunitas terhadap PMK.

“Pencegahan PMK dapat dilakukan dengan pemberian desinfektan pada kandang untuk membunuh bibit penyakit yang ada di dalamnya. Selain itu perlu vaksin yang tepat yang mana isolat virus yang digunakan berasal dari Indonesia sehingga probabilitas keberhasilan vaksin dalam membentuk imunitas dapat meningkat,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit yang menyerang binatang berkuku genap seperti kambing, sapi dan domba.

Penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyebabkan gejala seperti hewan akan mengeluarkan air liur dalam jumlah banyak hingga munculnya luka pada mulut.

PMK pada ternak dapat menimbulkan kerugian materi berupa produksi susu yang menurun dan penurunan berat badan ternak yang berakibat pada produksi daging dari ternak.

Hal ini dapat menurunkan nilai jual dari hasil komoditas peternakan yang berakibat menurunnya proses jual beli ternak. (*)

Tombol Google News

Tags:

PMK PMK Jatim Pakar Unair Unair Universitas Airlangga Prof Dr Fedik Abdul Rantam