KETIK, JAKARTA – Nilai tukar rupiah di Rp14.749 per dolar AS pada Selasa (9/5/2023) pagi. Mata uang Garuda melemah 38,5 poin atau minus 0,26 persen dari posisi sebelumnya.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia juga tampak melemah. Tercatat Yuan China melemah 0,07 persen, Won Korea Selatan minus 0,26 persen, dan Yen Jepang minus 0,04 persen. Lalu, dolar Singapura melemah 0,08 persen, Rupee India minus 0,01 persen, dan Peso Filipina minus 0,03 persen. Sedangkan, Baht Thailand menguat 0,26 persen dan Dolar Hong Kong stagnan.
Sementara, mayoritas mata uang utama negara maju berada di zona hijau. Poundsterling Inggris menguat 0,04 persen, Euro Eropa 0,11 persen, Dolar Kanada 0,02 persen, Dolar Australia 0,07 persen. Sedangkan, Franc Swiss melemah 0,07 persen.Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra memproyeksi rupiah masih melemah terhadap dolar AS hari ini. Ia mengatakan perubahan ekspektasi di pasar terhadap kebijakan suku bunga acuan AS karena data tenaga kerja yang membaik, masih menjadi pendorong penguatan dolar terhadap rupiah.
Hal ini membalikkan ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS di tahun ini. Selain itu, hal tersebut juga bisa membantu mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya.
"Pasar menjadi tidak yakin kemungkinan The Fed (bank sentral AS) akan menahan suku bunganya bisa bertahan lama," kata Ariston.
Dari dalam negeri, lanjut Ariston, penurunan cadangan devisa April bisa mengindikasikan permintaan dolar yang tinggi sementara suplai terbatas. Hal ini turut memberikan tekanan terhadap rupiah. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa RI mencapai US$144,2 miliar pada akhir April 2023.
Cadangan devisa ini lebih kecil dibandingkan posisi pada akhir Maret lalu yang mencapai US$145,2 miliar.
Ia memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp14.680 sampai Rp14.750 per dolar AS pada hari ini. (*)