KETIK, JEMBER – Dalam momentum Ramadan tahun ini, mualaf Tionghoa di Jember memanfaatkan waktu untuk mempertebal keimanan. Sambil ngabuburit menunggu waktu berbuka, ibu-ibu mualaf menghabiskan waktu belajar membaca Alquran dan mengaji kitab.
Rutinitas tersebut dilakukan di masjid Muhammad Cheng Hoo di lingkungan Sempusari Kaliwates. Sebuah masjid dengan arsitektur bangunan bercorak khas Tionghoa. Lengkap dengan ornamen lampion di sekeliling teras masjid.
Salah satu perempuan mualaf, Lindawati, mengaku senang bisa menjalani ibadah selama bulan puasa tahun ini. Salah satunya belajar ngaji bersama di Masjid dengan arsitektur menyerupai kelenteng.
“Dengan mengaji saya merasakan adanya ketenangan hati,” katanya.
Meski termasuk lama menjadi mualaf, dalam lima tahun terakhir dirinya belajar mengaji membaca Alquran. Memang baginya tidak mudah, namun ia semangat terus dalam belajar. Tak jarang saat membaca Alquran terjadi kesalahan lalu diingatkan oleh ibu-ibu muslimah lainnya.
Kebersamaan dengan ibu-ibu mualaf lainnya sangat penting baginya. “Dengan belajar mengaji ini timbul rasa kasih sayang sesama manusia. Dalam Islam maupun ajaran agama yang saya anut sebelumnya,” lanjut perempuan yang 20 tahun lalu menjadi mualaf.
Sementara, Ustadzah Mardiah, menjelaskan kegiatan tadarus bersama sering dilakukan. Sekaligus memperbaiki kemampuan membaca Alquran.
“Selama Ramadan ini sambil ngabuburit ya. Selain itu juga ada kajian fiqih tentang keutamaan Ramadhan dan sebagainya menjadi pembelajaran para ibu-ibu mualaf,” paparnya.
Ada belasan ibu-ibu tergabung dalam kegiatan rutin tersebut. Disamping belajar mengaji, juga ada kegiatan lainnya seperti mempersiapkan takjil untuk berbuka puasa, tarawih, tadarus, khotmil Qur'an dan pengumpulan sedekah jariyah juga rutin dilakukan.
Mardiah berharap dengan kegiatan baik tadarus maupun kajian dapat menambah keimanan kepada Allah. Serta menjadi tuntunan dalam bertindak dalam kehidupan sehari-hari.(*)