KETIK, SURABAYA – Juri kondang Hafiz Indonesia, Nabilah Abdul Rahim mengajarkan masyarakat dan para alumnus Hafiz Indonesia cara melafalkan harakat dengan sempurna saat membaca Al-Qur’an di acara Festival Hafiz Indonesia 2024 yang digelar RCTI, Sabtu (16/3/2024).
Kesempurnaan harakat atau disebut Itmamul Harakat ini penting sekali dipelajari supaya ketika membaca Al-Qur’an, gerakan mulutnya tepat, bacaan Al-Qur’annya jelas, dan terhindar dari kesalahan pengucapan meskipun Makharijul Hurufnya (tempat keluarnya huruf) sempurna.
“Belajar menyempurnakan harakat ini dasar sekali, penting sekali sebelum kita belajar Makharijul Huruf kita harus belajar bagaimana melafalkan harakat yang sempurna,” tutur Nabila di halaman Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.
Misalnya pada harakat fathah ( ﹷ ), cara mengucapkannya harus membuka rahang selebar ukuran dua jari.
“Ketika melafalkan harakat fathah, kita harus membuka rahang. Selebar apa? Cukup dengan ukuran dua jari diri sendiri,” lanjutnya sambil memeragakan kedua jarinya yang didekatkan di luar bibir.
Contohnya, kata Nabila, ketika membaca “alamtara annallaha” rahang harus dibuka ketika membaca huruf-huruf yang berharakat fathah.
Harakat kedua, ada harakat kasrah ( ِ- ). Ketika bertemu dengan huruf berharakat kasrah, harus menurunkan mulut atau kedua bibir sedikit ditarik ke belakang.
“Jadi cara membacanya seperti tersenyum tapi jangan lebay. Sedang-sedang saja atau sewajarnya,” ujar perempuan kelahiran Mekkah itu.
Ia mencontohkan huruf berharakat kasrah ini dengan mengucapkan kalimat “illa fii kitabim” sambil menarik sedikit kedua bibirnya ke belakang kemudian diikuti seluruh penonton yang hadir.
Terakhir, ada harakat dlomah ( ُ- ) yang penting diperhatikan pengucapannya. Harakat yang berbentuk seperti wawu kecil di bagian atas huruf hijaiyah ini cara membacanya dengan mengumpulkan dan memajukan kedua bibir.
“Cara bacanya dikumpulin dulu, baru dimajuin. Jadi harus dikumpulin, jangan sampai hanya maju. Bisa juga dikerucutin bibirnya, seperti uuu…buuu…tuuu” ungkapnya sambil memeragakan cara baca yang benar dan mengajak penonton mempraktekkan pengucapan harakat dlomah.
Contoh cara membaca harakat ini, lanjut Nabilah, terdapat pada kalimat “ulquunuu”.
“Jadi kalau ada huruf mati, di antara harakat-harakat dlomah seperti itu bibirnya harus dikembalikan dulu. Karena huruf mati, dia tidak boleh bergerak bibirnya, harus dikembalikan dulu,” tutur sang hafizah asal Palembang itu.(*)