KETIK, MALANG – Dalam rapat koordinasi antara Pemerintah dan DPRD Kota Malang, muncul usulan agar warga miskin mendapatkan SK seperti di Kota Solo agar bantuan tepat sasaran. Namun Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan memiliki jalan keluar sendiri dengan tiga strategi untuk menangani angka kemiskinan.
Tiga strategi tersebut merupakan program nasional yang digunakan untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem. Mulai dari meringankan beban pengeluaran masyarakat akan kebutuhan dasar, peningkatan pendapatan warga miskin, dan mengurangi wilayah kantong-kantong kemiskinan.
"Menurut saya SK itu jadi kekuatan, acuan dasar pada saat kita bicara data, program, dan kegiatan. Namun yang harus dibenahi bukan hanya SK, namun datanya," ujar Iwan, Selasa 10 September 2024.
Iwan menegaskan pentingnya membenahi data kemiskinan yang ada. Mulai dari mekanisme pengumpulan data, verifikasi, penyebarluasan, hingga kemudian muncul SK yersebut.
Antara pelaksanaan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, dan bansos juga harus seimbang dan saling memengaruhi. Untuk itu, tiga strategi tersebut harus digalakkan oleh Pemkot Malang.
"Ini harus dipetakan programnya. Tidak hanya Dinsos tapi 18 OPD harus melaksanakan tiga strategi itu. Ini yang harus kita petakan," tegasnya.
Sementara itu Ketua Sementara DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika menjelaskan terkadang tingginya angka kemiskinan di Kota Malang disebabkan pendatang yang tidak terdata di Dispendukcapil.
"Menurut saya kemiskinan di Kota Malang sebenarnya lebih rendah dari pada Kota Batu. Untuk warga Kota Malang semuanya UHC ditanggung kesehatannya," ujar Made.
Ia menilai Kota Malang dapat bermimpi untuk meraih zero kemiskinan. Namun terdapat beberapa catatan yang harus diperhatikan, seperti kepedulian pemerintah terhadap warganya.
Terlebih saat ini masyarakat telah difasilitasi dengan bantuan, jaminan hukum bagi masyarakat miskin, hingga Peraturan Wali Kota Malang terkait BPJS Kesehatan.
"Tinggal meningkatkan kesempatan kerja. Kalau kesempatan kerja ini dapat memperluas dan mengembangkan UMKM, karena Kota Malang sudah menjadi kota kuliner," tutupnya.(*)