KETIK, MALANG – Salah satu siswa SD Negeri 3 Bareng, Muhammad Rafa Bima Putra berhasil menarik perhatian Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat. Pasalnya, siswa kelas V SD tersebut memiliki bibit yang berpotensi menjadi game developer profesional ketika telah dewasa.
Saat ditemui, Rafa menjelaskan selama ini ia belajar membuat game secara otodidak melalui platform YouTube. Ia juga didampingi oleh kakaknya untuk menciptakan sebuah game.
Rafa membutuhkan waktu sekitar satu minggu hingga satu bulan untuk membuat game. "Saya belajar dari tutorial YouTube dan didampingi kakak saya. Butuh waktu satu minggu sampai satu bulanan," ujarnya pada Selasa (14/11/2023).
Kegemarannya terhadap cerita horor menjadi inspirasi dalam pembuatan game. Meskipun masih dalam skala pemula, namun keahlian yang dimiliki oleh Rafa merupakan bakat yang tak dapat disia-siakan oleh Pemkot Malang.
"Memilih genre game horror karena saya suka cerita horror. Nama aplikasinya saya tidak hafal, tapi saya buatnya di komputer," tambahnya.
Kepala Sekolah SDN Bareng 3 Kota Malang, Samsul Ma'arif mengaku akan mengarahkan siswa-siswanya sesuai dengan hobi dan bakatnya. Ia berharap bakat yang dimiliki Rafa tidak mengarah ke hal-hal negatif.
"Anak sekarang untuk teknologi sanbat mumpuni, bahkan sudah bisa membuat game. Selain itu juga bisa diarahkan untuk ke e-sport. Ada beberapa rekan dari Erlangga yang mengajari anak-anak. Untuk nantinya kita arahkan sesuai dengan hobinya, biar tidak mengarah yang ke negatif," ujar Samsul.
Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat baru mengetahui bakat yang dimiliki oleh Rafa ketika menyambangi SD Negeri 3 Bareng. Potensi tersebut harus dikembangkan, terlebih Kota Malang telah mencanangkan diri sebagai kota kreatif.
"Tadi anaknya saya tanya masih malu-malu, mungkin masih sulit menjelaskan. Saya minta Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) dan Disdikbud untuk melihat ini karena masih kelas V SD tapi sudah menciptakan game. Ini kan bagus," ujar Wahyu.
Pihaknya juga akan mempertimbangkan untuk memasukkan ekonomi kreatif ke dalam kurikulum pembelajaran bagi sekolah di Kota Malang.
"Kita bicarakan dengan Kepala Disdikbud, kira-kira jika ada kurikulum terkait peningkatan ekonomi kreatif bagaimana. Paling tidak pengenalan agar mereka paham sehingga pada tahap selanjutnya akan lebih memodifikasi dan lebih baik untuk peningkatan ekraf," jelasnya.