KETIK, SURABAYA – Minimnya jumlah dokter umum maupun dokter spesialis bahkan Gigi, membuat Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si. berharap Indonesia tidak melakukan langkah instan dengan mengimpor atau mendatangkan dokter spesialis dari luar negeri. Hal ini dilakukan agar bangsa Indonesia bisa lebih mandiri dengan memiliki dokter spesialis sendiri.
"Langkah yang dilakukan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) membuka Fakultas Kedokteran Gigi menjadi salah satu langkah bagus untuk memenuhi kebutuhan dokter umum maupun dokter gigi yang dimiliki Indonesia," jelas Haedar usai meresmikan Fakultas Kedokteran Gigi milik UMS, Selasa (2/5/2023).
Dari data Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) ada 42.028 dokter gigi di Indonesia. Meskipun begitu, Haedar mengatakan masih belum meratanya penyebaran dokter gigi di Indonesia. "Jadi belum meratanya jumlah dokter gigi yang bertugas di beberapa daerah," terangnya.
Haedar mengatakan beberapa fasilitas yang dimiliki Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) cukup canggih. "Dengan dorongan dan bimbingan dari beberapa Universitas di Indonesia yang memiliki kedokteran gigi seperti Universitas Airlangga dan Universitas Indonesia akhirnya UMS memiliki Fakultas Kedokteran Gigi sendiri," ucapnya.
Haedar berharap dengan adanya Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surabaya bisa menghasilkan dokter gigi yang baik. "Serta bisa memenuhi kebutuhan dokter gigi di Indonesia," bebernya. (*)