KETIK, SURABAYA – Minimnya anggaran yang dikucurkan, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur akan menyesuaikan Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Jatim 100/V proyeksi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara. Hal ini dilakukan agar semua cabang olahraga lainnya dapat melakukan puslatda.
Direktur Badan Pelaksana (Bapel) Puslatda KONI Jatim, Irmantara Subagjo mengatakan, penyesuaian Puslatda Jatim 100/V agar semua cabor bisa melakukan persiapan Pra-PON.
Penyesuaian ini berdampak kepada uang pembinaan atlet, penyediaan sarana prasarana, hingga program latihan seperti try out ke luar negeri atau mendatangkan pelatih asing.
"Untuk kali ini tidak ada training camp luar negeri dan mungkin juga bantuan untuk pelatih asing," tegas pria yang akrab disapa Ibag ini, Selasa (7/3/2023).
Dengan anggaran yang minim, KONI Jatim hanya merekrut atlet-atlet yang benar-benar memiliki prestasi dan peluang besar meraih medali emas. Terutama, paling dekat adalah Pra PON.
"Yang kami fasilitasi adalah yang punya trek record meraih emas atau perak di PON Papua, kemudian emas dan perak di kejurnas dan atlet Pelatnas," ujarnya.
Sedangkan yang meraih perunggu masih didalami, melihat apakah hasilnya mendekati peraih perak. "Misal waktunya beda satu detik maka masih bisa. Tapi kalau jauh sudah pasti tidak," imbuhnya.
Ia menyebut, sementara ini ada 477 atlet, 115 pelatih dan 17 mekanik yang masuk Puslatda berlaku mulai Januari 2023 hingga berakhirnya Pra PON nanti. Sesuai jadwal yang sudah dirilis KONI Pusat, bulan September adalah batas akhir penyelenggaraan Pra PON.
Setelah mendapat hasil dari Pra PON itu, KONI Jatim akan melakukan evaluasi bersama cabor terkait. Di mana, dari hasil tersebut bisa mempengaruhi SK Puslatda apakah akan ada penambahan atau bahkan pengurangan atlet menuju PON.
"Yang penting target kami di Pra PON ini harus bisa lolos sebanyak mungkin," kata pria yang juga Dosen di Universitas Negeri Surabaya itu.
Menurutnya, Pra PON kali ini akan lebih berat. Sebab, tidak ada wildcard bagi peraih juara di PON Papua lalu, sehingga mereka harus turun mengikuti Pra PON untuk mencari tiket ke PON.
"Wildcard hanya untuk tuan rumah saja. Jadi Pra PON nanti semakin berat," aku Ibag.
Karena itu, dengan keterbatasan yang ada saat ini ia berharap tidak menyurutkan semangat para atlet untuk mempersiapkan diri dan harus menunjukkan prestasi terbaiknya.
Harapan besar juga disampaikan kepada pengurus cabor untuk bisa memberi kontribusi lebih dalam pembinaan. Misal dalam Puslatda satu cabor hanya ada tiga atlet puslatda, sedangkan atlet di luar Puslatda yang akan diikutkan Pra PON menjadi tanggung jawab dari cabor.
"Bahkan kalau ada cabor yang ingin membiayai sendiri latihan ke luar negeri kami sangat senang," tambah Ibag.
Khusus untuk Pra PON, Ibag menegaskan, semua atlet termasuk non Puslatda akan dibantu pembiayaan untuk berangkat. Dan yang paling penting pada Pra PON nanti, KONI Jatim menargetkan harus juara bukan hanya sekadar lolos.
"Dengan minimnya anggaran, KONI Jatim nantinya hanya mengirim atlet yang memiliki potensi besar juara saja saat PON. Artinya, pada saat Pra PON mereka harus juara atau medali emas. Kalau hanya sekadar lolos atau memenuhi kuota lolos PON, kemungkinan tidak akan diberangkatkan ke PON," tegas Ibag.
Sementara ditanya soal target perolehan medali di PON Aceh-Sumut, Ibag yang juga staf pengajar Unesa ini belum bisa menghitungnya.
"Dari perolehan medali saat kejurnas 2022, Jatim masih oke untuk tiga besar namun bagaimana target untuk PON XXI, kami bisa menghitungnya usai Pra PON nanti," pungkasnya.
PON XXI tahun 2024 akan mempertandingkan sebanyak 65 cabang olahraga, 87 disiplin cabang olahraga dengan 1033 nomor pertandingan. Untuk menjadi juara umum pada PON Aceh-Sumut berarti ada 207 medali emas yang harus direbut kontingen dengan rincian 20 persen dari 1033 nomor pertandingan.
Hitungan kasarnya bila Jawa Timur ingin menjadi juara umum, maka modal Jatim dari hasil PON XX/2021 Papua, Jatim merebut 111 medali emas, 89 medali perak, dan 87 medali perunggu.
Berarti ada kekurangan 96 medali emas di PON Aceh-Sumut yang harus dikejar untuk menjadi juara umum. (*)