KETIK, JAKARTA – Saat ini sudah mulai banyak masyarakat yang sadar akan kesehatan dengan mengurangi konsumsi gula berlebih pada tubuh. Salah satu jenis gula yang tengah menjadi perbincangan saat ini adalah maltodekstrin yang sering disebut "hidden sugar" atau "gula tersembunyi".
Kandungan maltodekstrin sering kita jumpai pada produk susu formula hingga makanan bayi. Seperti kandungan gula pada umumnya maltodekstrin sering dikaitkan dengan banyaknya kasus gagal ginjal yang saat ini banyak terjadi pada anak-anak.
Melihat pandangan terkait maltodekstrin Dr. Rosyanne Kushardina S.Gz Msi, seorang doktor dalam bidang ilmu gizi FKK UMJ menjelaskan bahwa tidak tepat jika maltodekstrin dikaitkan dengan tingginya kasus gagal ginjal pada anak yang saat ini tengah marak.
Maltodekstrin terbuat dari bahan alami, yakni pati dari sumber karbohidrat seperti umbi-umbian, serealia, dan jagung. Kemudian dilakukan proses hidrolisis terhadap zat pati dari sumber karbohidrat tersebut.
Dalam penggunaannya maltodekstrin memang sering kali ditambahkan pada berbagai bahan makanan, khususnya produk olahan susu.
"Maltodekstrin juga bisa sebagai pengganti laktosa bagi orang yang intoleran terhadap zat tersebut," kata Rosyanne, Senin, 9 September 2024.
Maltodekstrin bahkan juga ada di produk yang asin atau gurih seperti kaldu ayam dan kaldu jamur, karena dia berperan sebagai filler.
"Maltodekstrin bisa digunakan untuk bermacam tujuan tergantung nilai DE-nya. Misalnya Maltodekstrin dengan DE10 bisa digunakan untuk produk-produk instan seperti saos instan dan produk diet," tambahnya.
Sementara maltodekstrin dngan D15 biasa digunakan pada minuman isotonic, dan DE19 digunakan untuk bubuk cokelat, produk susu, dan dessert. Karena itu tidak ada korelasinya antara kandungan maltodektrin dengan jumlah gula dalam produk pangan.
Sebab, produk yang mengandung maltodekstrin tidak berarti memiliki kandungan gula lebih tinggi, khususnya susu formula.
"Hal tersebut sebenarnya bisa kita periksa pada label di kemasan," paparnya.
Penggunaan maltodekstrin sendiri sudah mendapatkan persetujuan dari badan pangan dunia seperti FDA dan Codex. Oleh FDA maltodekstrin dikategorikan sebagai Generally Recognized as Safe (GRAS).
Tidak berhenti sampai disitu, menurut penelitian terbaru, Maltodekstrin resistan bisa difermentasi di usus besar menjadi SCFA (short chain fatty acid), yang bermanfaat bagi kesehatan mikrobiota usus.
"Maltodekstrin resistan membantu menjaga profil tekanan darah dan lipid serta meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi asupan makanan,"pungkasnya.(*)