KETIK, SURABAYA – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) memiliki komitmen dalam pengembangan atlet Indonesia. Melalui Sport and Exercise Research Center (SERC), Unesa mempersembahkan program sekaligus aplikasi Sentra Pembinaan Olahraga Pelajar (SPOP) sebagai sistem layanan monitoring dan evaluasi atlet pelajar Jawa Timur.
Menteri Pemuda dan Keolahragaan (Menpora) Dito Ariotedjo mengapresiasi berbagai terobosan yang dilakukan Unesa selama ini di bidang olahraga. Tidak hanya untuk Jatim, tetapi untuk Indonesia yang lebih berprestasi.
"Unesa bukan universitas lain bagi kami, karena banyak sekali kerja sama Kemenpora dengan Unesa tentang pengembangan Sport Science Center. Kita jadikan Surabaya sebagai inti pengembangan Sport Center,” ucap Dito.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengatakan pemerintah Jawa Timur berkomitmen untuk memajukan olahraga tanah air lewat peningkatan kualitas para atlet untuk mencetak prestasi olahraga di kancah dunia. Untuk mewujudkan itu secara konsisten, maka diperlukan pembangunan ekosistem olahraga yang lebih baik lagi.
“Dengan komitmen kita bersama ini, akan lahir atlet muda berprestasi dan berkarakter di level dunia. Program dan aplikasi ini menjadi bagian penting dan sangat mendukung pengembangan Desain Besar Olahraga Daerah (DBOD) dan Desain Besar Kepemudaan Daerah (DBKD) di Jatim,” ucapnya.
Rektor Unesa Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes mengatakan, program dan aplikasi ini merupakan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan olahraga khususnya pada atlet berusia dini. Sehingga dapat mencetak atlet yang berprestasi dan mengimplementasi sinergitas kolaborasi dan semangat membangun olahraga di Indonesia.
“Kami terapkan metode pembinaan Long Term Athlete Development (LTAD) yang dapat memberikan perhatian yang lebih baik kepada setiap atlet untuk memaksimalkan potensi mereka untuk menuju puncak prestasi,” papar Cak Hasan.
Sementara itu, Dr. Mochamad Purnomo, S.Pd., M.Kes., Sekretaris Sport Center, mengatakan, sistem ini telah teruji dan memiliki fitur unggulan seperti performance management chart yang dapat memantau kondisi atlet dan memprediksi performa atlet melalui catatan Training Stress Score atau TSS harian berdasarkan durasi.
Aplikasi ini, juga dilengkapi beberapa fitur lain seperti training load atau intensitas latihan yang diterima atlet selama periode waktu tertentu. Hal ini dapat membantu atlet dalam mengoptimalkan hasil latihan dan meminimalisir cedera.
“Fitur yang tak kalah penting yakni Coaching Logbook atau buku harian yang digunakan untuk mencatat informasi atau peristiwa pada saat berlatih atlet tiap harinya. Aplikasi ini sudah melibatkan sekitar 100 sampai 200 atlet di Jatim,” beber Purnomo. (*)