KETIK, MALANG – Masuk menjadi Top 12 Finalist Ambassador of Public Health Asian Medical Students' Association Indonesia (AMSA-Indonesia) membuat Belva Aulia Putri Ayu Rehardini semakin semangat memberikan edukasi tentang alzheimer. Memory Campaign terinspirasi dari mendiang eyangnya yang sempat terkena alzheimer.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Brawijaya (UB) itu ingin mengubah pandangan masyarakat bahwa kepikunan pada lansia bukanlah hal yang wajar. Kondisi tersebut justru dapat menjadi deteksi dini dari alzheimer.
"Alzheimer ini tidak bisa dicegah namun bisa ditunda. Aku ingin mempromosikan hal ini kepada masyarakat terlebih lansia. Aku melihat di Malang dan sekitar kita masih kurang edukasi tentang alzheimer. Apalagi alzheimer bisa dideteksi dari awal, biar tidak terlalu memberikan dampak yang berat," ujar Belva pada Jumat (13/10/2023).
Selama kampanye, Belva aktif memberikan edukasi kepada lansia yang berisiko mengalami alzheimer. Berbagai kegiatan untuk stimulasi otak pun aktif diberikan.
"Kita fokusnya bukan ke orang dengan demensia atau alzheimer tapi ke para lansia yang sudah berisiko. Apalagi dari dulunya produktif masih bekerja, kan sekarang udah tidak. Kita ingin lansia tetap produktif, menstimulasi otaknya dengan cara melukis, mengingat memori terbaik mereka," ujar mahasiswa asal Solo itu.
Memory exhibition yang memamerkan karya-karya lansia. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)
Salah satu kegiatan yang telah dilakukan ialah Core Memory atau Community Outreach with Memory. Kegiatan tersebut memberikan edukasi dan pemeriksaan kesehatan gratis di Lapangan Rampal, Kota Malang.
Ia juga meberikan permainan yang dapat mengasah otak para lansia. Kampanye tersebut berlangsung selama dua minggu, mulai dari 30 September hingga 14 Oktober 2023.
"Di kampanye ini juga ada Memorider yang menjadi puncak acara. Di sana lansia dari Purna Tugas RSSA melukis kenangan terbaiknya. Hasil lukisannya itu yang dipajang di memory exhibition di Gedung FK sebagai tindak lanjut dari Memorider," sebutnya.
Belva menyoroti bahwa risiko utama alzheimer adalah pola hidup tidak sehat dan faktor genetik. Mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dapat memberikan pengaruh besar dalam menunda dampak dari alzheimer.
Kerjasama yang dilakukan dengan Alzheimer Indonesia menjadi bagian penting dari kampanye tersebut. Ia berharap masyarakat sadar bahwa kepikunan bukan hal alamiah namun tetap dapat dideteksi secara dini.
"Kita kerjasama dengan Alzheimer Indonesia, kita juga diajarin supaya masyarakat bisa diedukasi bahwa pikun itu tidak wajar. Dengan adanya tanda-tanda itu bisa memeriksakan dan konsultasi dengan dokter," paparnya.(*)