KETIK, JAKARTA – Merawat tanaman merupakan salah satu hobi yang menyenangkan dan disukai banyak orang. Apalagi saat dunia masih dilanda pandemi Covid-19, banyak orang mengisi waktu luang di rumah dengan bercocok tanam.
Walaupun terlihat mudah namun pada kenyataannya merawat tanaman mulai dari kecil, tumbuh hingga dapat dipanen bukanlah perkara yang mudah. Dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan agar tanaman dapat tumbuh subur seperti yang diinginkan.
Selain perawatan ternyata tanaman butuh terapi, owner dan founder UMKM urban farming Tanduria, Habib Thabrani mengatakan jika bukan hanya manusia yang butuh terapi, tetapi dalam dunia tanaman juga mengenal terapi. Terapi dapat dilakukan dengan mengobrol bersama tanaman.
"Ada yang namanya terapi ngobrol dengan tanaman, tapi bukan jadi jelek atau jadi buruk. Namun ke arah, bagaimana kita manusia itu ingin berterima kasih ke alam," jelas Habib.
"Contoh ungkapan terima kasih yang bisa diberikan seperti oksigen yang kita hidup kan diberikan oleh tanaman, dan ini bermanfaat bagi kita sebagai manusia,” imbuhnya.
Pria yang akrab disapa Bon tersebut menambahkan sejauh ini memang belum ada penelitian ilmiah yang menjelaskan hubungan pengaruh terapi tanaman dengan hasil panen yang didapat.
Terapi yang dilakukan hanya sebatas memberikan perkataan baik kepada tanaman, sebagai bentuk hubungan antara manusia dan alam. Dimana manusia dan alam saling berkaitan.
"Tapi setahu saya, secara jurnal ilmiahnya sih belum ada. Hanya sebatas hubungan antara manusia dan tanaman, yang memang bisa saja dengar yang baik-baik dan tumbuh dengan baik," tambahnya.
Salah satu bentuk perawatan terbaik yang bisa diberikan manusia kepada tanaman adalah pengawasan dan pengecekan yang dilakukan petani secara rutin. Secara langsung perilaku ini akan membentuk hubungan baik antara manusia dan tanaman.
"Namun, pupuk terbaik buat tanaman adalah kita sebagai petaninya itu sering mengecek, sering dilihat bagaimana keadaannya," pungkasnya.(*)