KETIK, SURABAYA – Dalam Kajian Akhlak dan Sholawat di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), Ulama besar asal Baghdad, Irak, Maulana Al-Sheikh Afeefuddin Bin Abdul Qadir Mansoor Al Jailani melihat Indonesia sebagai negara yang harmonis, yang mampu menjaga kerukunan di tengah perbedaan.
Baginya negara yang sebentar lagi akan merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-79 ini harus menjadi contoh bagi dunia, bagaimana menjaga kerukunan dan menyambut pendatang dengan tangan yang lapang.
"Kalian akan merayakan kemerdekaan di negeri yang menjadi contoh bangsa paling harmonis dan lembut di dunia, semoga Allah tetap menjaga kebaikan bangsa ini, bangsa yang harmonis dengan pendatang," katanya di Surabaya, Jumat (16/8/2024).
Lebib lanjut, cicit dari Syeikh Abdul Qadir Al Jailani menjelaskan nilai-nilai akhlak atau kebaikan/keharmonisan yang mendekatkan Baghdad-Indonesia. Walaupun dipisahkan jarak selama 10 jam perjalanan dari Baghdad ke Indonesia akan tetapi hal tersebut tidak menjadi halangan.
Didukung hubungan dengan yang harmonis jarak yang terlihat jauh tersebut terasa dekat dengan hati. Hingga akhirnya dirinya dipertemukan dengan orang orang baik yang mengikuti Kajian Akhlak dan Sholawat di MAS.
Ribuan Jemaah memadati kajian Akhlak di MAS. (Foto: Dok. MAS)
"Disini, saya tahu rata-rata membaca manaqib Syeikh Abdulqadir Jailani, padahal butuh 10 jam dari Baghdad ke Indonesia, tapi jarak yang jauh didekatkan oleh hati," tambahnya.
Dalam Kajian Akhlak dan Sholawat tersebut, Maulana Al-Sheikh Afeefuddin Bin Abdul Qadir Mansoor Al Jailani menjelaskan jika allah akan membalas setiap kebaikan yang dikerjakan oleh hambanya walaupun hanya sebesar bijih atom.
Hal tersebut dibuktikan oleh Sultonul Muhammad Alfatih yang membangun masjid dan sempat ada perempuan meletakkan cangkir di masjidnya.
"Di akhirat, ternyata Allah membangunkan istana bagi Sultonul Muhammad Alfatih tapi juga ada istana kecil di dekatnya yang dibangun Allah untuk perempuan yang meletakkan cangkir di masjid, jadi Allah pasti membalas kebaikan, meski sebiji atom," tambahnya.
Cara terbaik untuk menjadi manusia yang berakhlak adalah dengan mencontoh ajaran Rosululloh SAW, dimana Rosul memerintahkan untuk hanya berbicara untuk hal yang baik atau diam. Allah menciptakan 2 telinga, 2 mata dan satu mulut itu memiliki arti jika kita harus banyak mengamati dengan cara melihat dan mendengar daripada bicara.
"Diam itu ibadah, bahkan Allah memberi satu mulut, dua telinga, dan dua mata berarti kita diminta banyak mendengar dan melihat daripada bicara," pungkasnya.(*)