KETIK, BANGKALAN – Syaikhona Muhammad Kholil merupakan seorang ulama kharismatik yang lahir di Kemayoran, Bangkalan tahun 1820 dan wafat di Martajasah, Bangkala tahun 1925 pada umur sekitar 104 tahun. Beliau merupakan ulama besar yang mempunyai ratusan santri di antaranya adalah ulama-ulama besar Nahdlatul Ulama (NU).
Memiliki derajat ilmu yang tinggi, dan mampu mencetak generasi ulama-ulama besar, sehingga beliau disematkan dengan gelar Syaikhona. Syaikhona Muhammad Kholil juga dikukuhkan sebagai Bapak Pesantren Indonesia.
Sebagai penghormatan atas jasa-jasa yang telah diberikan Syaikhona, terdapat masjid yang diberi nama Masjid Syaikhona Kholil. Masjid tersebut terletak di lokasi pemakaman Syaikhona Kholil yang berlokasi di Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Masjid Syaikhona Kholil menjadi salah satu tujuan favorit destinasi bagi para peziarah dan biasa saat Lebaran juga banyak yang mengunjungi masjid tersebut.
Sementara mengenai sejarah masjid tersebut pada awalnya hanya sebuah bangunan pesantren yang dilengkapi dengan musala berukuran 8 x 10 meter. Paada 2016, bangunan musala direnovasi dan dibuat masjid yang lebih besar dan representatif. Hal ini dikarenakan banyaknya masyarakat yang mengunjungi msjid sekalian berziah ke makam Syaikhona Muhammad Kholil
Untuk menuju masjid, pengunjung atau peziarah bisa menggunakan jalur darat dan jalur laut untuk. Saat menuju masjid menggunakan jalur darat, bisa melewati Jembatan Suramadu dan langsung menuju lokasi. Sementara, jika kita menggunakan jalur laut, bisa menggunakan kapal dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya ke Pelabuhan Kamal, Bangkalan.
Pada bagian dalam ruangan Masjid Syaikhona Kholil terdapat ornamen kaligrafi indah yang menghiasi setiap sudut bangunan. Masjid juga terlihat begitu megah lantaran memiliki kubah berwarna emas dan topang dengan satu menara yang membuat masjid semakin kokoh.
Keunikan lain yang dimiliki masjid ini adalah mempunyai desain tempat wudhu yang berbentuk melingkar, desain ini sangat jarang ditemui di masjid-masjid lain.
Saat pengunjung atau peziarah masuk ke kawasan masjid, pengunjung diwajibkan memakai pakaian muslim dengan baju yang sopan dan tertutup. Pengunjung diperbolehkan berselfie dengan cara yang sopan dan menghargai tempat. Yang paling penting adalah kegiatan foto para pengunjung tidak mengganggu niat kita untuk beribadah dan berdoa di tempat suci ini. (*)