KETIK, JAKARTA – Akibat memanasnya situasi di laut merah akibat maraknya perompak yang menyerang kapal yang melintas, membuat harga minyak dunia mengalami kenaikan cukup signifikan yakni 2 persen pada perdagangan Rabu (27/12/2023).
Serangan yang terjadi secara terus menerus di laut merah menimbulkan kekhawatiran akan gangguan pasokan karena proses pengiriman yang terganggu
Mengutip dari Reuters saat ini harga minyak mentah berjangka Brent melesat 2,5 persen menjadi US$81,07 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,7 persen menjadi US$75,57 per barel.
"Ada banyak ketegangan geopolitik saat ini di Timur Tengah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di sini terhadap keamanan transit minyak dan barang lainnya," kata analis Again Capital LLC John Kilduff.
Serangan yang terjadi pada kapal-kapal yang melintas merupakan ulah dari milisi Houthi Yaman yang didukung Iran. Mereka mengaku bertanggung jawab terhadap serangan kapal, terutama yang terjadi pada Selasa (26/12/2023).
Serangan yang terjadi pada kapal kapal yang melintas bentuk dukungan milisi terhadap Hamas, Palestina yang tengah berperang melawan Israel.
Akibat serangan tersebut beberapa kapal terpaksa mengubah rute pelayaran mereka. Akan tetapi hingga sekarang belum ada kekhawatiran terkait pasokan.
Selain ketegangan di Timur Tengah, salah satu faktor yang mengerek harga minyak adalah harapan terhadap penurunan suku bunga acuan oleh The Fed. Penurunan ini akan membuat perbaikan ekonomi dan mengerek permintaan minyak.
The Fed pun diprediksi akan melakukan penurunan suku bunga acuan pada tahun depan. Dengan suku bunga yang turun tentu saja akan meringankan pinjaman konsumen. Dengan begitu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.(*)