KETIK, SURABAYA – Puasa sudah separo jalan, biasanya orang mulai membicarakan tunjungan hari raya (THR), dan kini topik-topik yang membahas THR mulai diunggah lagi di media sosial.
Salah satunya, podcast mantan menteri BUMN dan direktur utama (dirut) PLN Dahlan Iskan dengan judul Testimoni Dahlan Iskan Diperas DPR Jutaan Dolar yang tayang di kanal AF Uncensored, 6 Januari 2022 diunggah ulang di TikTok.
Salah satu akun yang menviralkan lagi @Percetakan Tahu Beras, Rabu (5/4/2023). Dalam video itu Dahlan Iskan mantan Bos Jawa Pos diwawancarai oleh Akbar Faizal yang juga mantan anggota DPR dan wartawan Jawa Pos.
Dahlan mengungkapkan ketika menjelang Lebaran salah satu direktur di PLN tergopoh-gopoh melapor ke dirinya karena usai dipanggil anggota DPR. "Saya dipanggil DPR, tidak minta sih tapi menanyakan THR untuk anggota DPR, hadiah Lebaran," ujar Dahlan menirukan ucapan salah satu direkturnya.
Ketika Dahlan menanyakan direktur tadi menjawab apa? Dia mengaku tidak berani menjawab karena akan rundingan dengan direksi yang lain.
Akhirnya Dahlan memanggil sejumlah direksi untuk merapatkan permintaan oknum anggota DPR yang nilainya jutaan dolar itu.
Dahlan sewaktu menjabat dirut PLN mengaku sepakat mau 'bersih-bersih'. "Ini kejadian Lebaran pertama sewaktu saya menjabat dirut PLN. Jadi setelah saya menjabat, beberapa bulan kemudian Lebaran," ujar Dahlan kepada Akbar Faisal.
Karena itu, Dahlan tak mengetahui bagaimana menyikapi permintaan THR itu. Saat para direksi ditanya semuanya diam tak ada yang menjawab. "Saya langsung berdiri di depan papan tulis. Seandainya kita tolak permintaan itu apa konsekwensi harus kita hadapi. Kita tulis, 1, kita akan sering dipanggil DPR. Kita tidak dapat bekerja dan sumpek," paparnya.
Ekspresi Dahlan Iskan saat menceritakan kejadian sewaktu menjabat direktur utama PLN. (Foto: Tangkapan layar YouTube: AF Uncdnsored)
Menurut Dahlan bisa jadi sering diajak rapat dengar pendapat. Rapat mulai pagi hingģa malam dan harus lengkap.
Saat itu, Akbar Faisal menyela, bertanya komisi berapa? Dahlan menjawab komisi BUMN. "Oh komisi V oke," jelas Akbar Faisal. " Zaman itu ya," kata Dahlan menimpali.maksudnya bukan DPR periode ini.
Kemudian nomor 2, kata Dahlan anggaran PLN akan dipersulit. "Kemungkinan-kemungkinan itu banyak, sampai 9 seingat saya. Yang terakhir itu, kita, direksi akan diberhentikan," ujar pria yang menjadi dirut PLN mulai akhir 2009 hingga 17 Oktober 2011 ditunjuk sebagai menteri BUMN oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Setelah itu, satu per satu kemungkinan dievaluasi dalam rapat direksi. Dahlan mengatakan bagaimana kalau kita sering dipanggil DPR. "Kita jalani Pak," kata pria yang pernah operasi ganti hati itu menirukan jawaban para direksi.
Seandainya anggaran dipersulit, kata Dahlan, direksi menjawab yang sulit bukan direksi tapi rakyat.
Sedangkan kemungkinan yang terakhir, bila seluruh direksi PLN diberhentikan, direksi menjawab," Kita terima Pak." "Jadi sudah bulat, bagaima kita tolak, ya kita tolak," ujar Dahlan di hadapan direksi.
Akhirnya Dahlan memutar otak bagaimana cara menyampaikan penolakann itu ke oknum anggota DPR tadi. "Kita menunjuk satu orang yang ketemu tadi (DPR) yang kita utus," katanya.
Setelah rapat direksi, Dahlan memanggil salah satu direksi yang bertugas menyampaikan hasil rapat direksi yang menolak memberikan THR ke DPR. Dahlan pun meminta maaf ke satu direktur tersebut karena harus melaksanakan tugas yang sangat sulit.
Namun di luar dugaan direktur itu malah menjawab tugas tersebut tidak sulit karena hanya menyampaikan penolakan saja ke DPR. "Tidak us,ah minta maaf Pak Dahlan, itu tugas gampang. Yang sulit menyampaikan kalau direksi tadi dalam rapat, iya akan menuhi. Itu baru sulit," jawabnya ditirukan Dahlan.
Ayah Azrul Ananda pun menyanjung sikap direktur tersebut."Saya bilang kamu hebat," Dahlan sambil mengacungkan jempolnya.
Suami Nafsiah ini menceritakan direktur itu, dulu pendemo dan pernah ditahan saat demo. "Jadi sudah biasa militan," ujarnya.
Di akhir podcast itu, Dahlan mengungkapkan anggota DPR yang dicerikan itu sudah meninggal dunia. "Sehingga sekarang dia tidak bisa menggugat saya," ujarnya yang disambut Faisal Akbar dengan ketawa.
Menurut Dahlan terkait kejadian semua direksi bisa ditanya. Setelah kejadian ini, Dahlan mengaku dimusuhi DPR. "Sehingga sejak itulah, saya dimusuhi DPR kan. Sampai saya jadi menteri sangat dimusuhi DPR. Di situ saya menginstrospeksi, aduh salah lagi," keluh pria kelahiran Magetan itu.
Akbar Faizal sempat menanyakan nilai THR yang diminta DPR itu, Dahlan menyebut nilainya kalau dirupiahkan miliar dan tak ingat angka pastinya."Juta dollar lah," ujar Dahlan sambil mengingat.
Akbar Faizal pun bertanya lagi, permintaan oknum DPR itu atas nama pribadi atau fraksi. "Atas nama komisi, tapi saya tidak tahu betul tidaknya, tapi dia ngomong begitu," jawab Dahlan. "Wow gitu ya, ya ya," respons Akbar Faizal.
Disinggung sejak saat itu Dahlan mengalami kesulitan setiap rapat dengar pendapat, " iya begitulah," jawab Dahlan disertai tertawa tanpa beban. Akbar Faizal pun langsung tertawa mendengar jawaban pria yang lahir 17 Agustus 1951 itu.(*)