KETIK, MALANG – Sejumlah mahasiswa dari Departemen Kimia dan Pendidikan Dokter Universitas Brawijaya (UB) menemukan alternatif baru untuk menyembuhkan alzheimer. Setelah melakukan riset, dihasilkan bahwa ekstrak daun kelor dapat dijadikan sebagai obat pereduksi alzheimer.
Diketahui bahwa alzheimer disease (AD) banyak disebabkan oleh menumpuknya Amyloid Beta dalam sistem saraf otak. Molekul protein tersebut diproduksi dari pemrosesan proteolitik protein transmembran, protein prekursor amiloid (APP), oleh β- dan γ-sekretase.
“Pada penelitian ini kami membuat Tikus Model Alzheimer yang diinduksi dengan Amyloid Beta. Lalu kami induksikan kembali secara rutin dengan obat ekstrak kelor terenkapsulasi emas buatan kami. Selanjutnya kami melakukan beberapa uji terhadap tikus, terutama uji tingkah laku kognitif tikus,” ujar Adi Kurnia Soesantyo selaku salah satu tim riset, Jumat (6/10/2023).
Dari riset ditemukan esktrak kelor nanopartikel emas (MO-AuNP) lebih mudah diserap darah menuju sistem saraf dibandingkan ekstrak tanpa dienkapsulasi dalam ukuran nano.
Obat tersebut juga berhasil meningkatkan kondisi kognitif tikus hingga plak amyloid beta pun berkurang. Melalui prediksi Adsorbsi dan tingkat toksisitas obat, diprediksi MO-AuNP ini memiliki kondisi toksisitas obat yang rendah. Kendati demikian mampu menyerap dan meningkatkan protein menuju Sistem Syaraf Pusat (SSP).
Saat ini tim masih dalam tahap pengembangan dan membutuhkan banyak evaluasi supaya dapat dikonsumsi oleh masyarakat secara luas.
“Meskipun masih penelitian dan masih dalam tahap pengembangan, harapannya nanti obat ini akan dapat dioptimasi lebih lanjut dan digunakan oleh masyarakat Indonesia, sebab obat ini akan bisa menjadi alternatif obat yang baik dan minim efek komplikasi,” imbuh Farahiyah, anggota tim lainnya.
Tim riset tersebut terdiri dari Adi Kurnia Soesantyo (Kimia, FMIPA), Jonathan Linggadiputra (Kimia, FMIPA), Gustav Dasa Sitompul (Pendidikan Dokter, FK) dan Farahiyah Sharfina Saputri (Pendidikan Dokter, FK).
Mereka mendapatkan bimbingan dari Dr. Husnul Khotimah, S.Si, M.Kes untuk mengembangkan inovasi Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Terenkapsulasi Nanopartikel Emas (MO-AuNP) yang diuji coba pada Tikus Model Alzheimer Disease (AD).
Penelitian yang mereka lakukan mendapatkan pendanaan dari Kemdikbudristek dan Universitas Brawijaya melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta tahun 2023.
Perlu diketahui bahwa AD merupakan tipe demensia yang oaling banyak diderita masyarakat di dunia. Penderita akan mengalami penurunan fungsi kognitif dan perilaku secara progresif.
Dari laporan WHO, dadi 55 juta penderita AD, 120 ribu di antaranya meninggal dunia. Bahkan diprediksi kasus meninggal dunia akibat AD akan meningkat mencapai 10 juta kasus tiap tahun.
Di Indonesia, terdapat lebih dari 1,3 juta penderita AD di tahun 2029. Jumlah tersebut diperkirakan mengalami peningkatan hingga 3,8 juta penderita di tahun 2048 nanti.
Seluruh anggota tim berharap obat yang mereka ciptakan dapat menjadi alternatif bagi penderita AD. Mengingat obat alzheimer yang saat ini tersebar di pasaran memiliki efek samping bagi pasien yang memiliki komplikasi.(*)