KETIK, JAKARTA – Bawang Putih sangat identik dengan bumbu dapur. Biasanya umbi-umbian ini digunakan untuk menambah aroma dan cita rasa masakan agar lebih gurih.
Meski erat kaitannya dengan masakan, bawang putih ternyata menyimpan banyak manfaat bagi kesehatan. Karena terdapat banyak kandungan di dalamnya, seperti protein, vitamin, serat, kalsium hingga antioksidan.
Dilansir Webmd.com, ada beberapa penyakit yang bisa dicegah dan diobati dengan mengonsumsi bawang putih secara rutin. Namun, penelitian menunjukkan bawang putih mentah lebih efektif daripada yang telah dimasak.
Berikut beberapa manfaat bawang putih bagi kesehatan:
Menjaga Kesehatan Jantung
Kandungan dialil trisulfida yang ada dalam bawang putih disebut bermanfaat untuk kesehatan jantung. Itu berdasar hasil penelitian yang ditemukan para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Emory, Georgia.
Bawang putih juga dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Sehingga sangat direkomendasikan bagi penderita hipertensi karena efeknya menyamai obat tekanan darah tinggi standar.
Mengurangi Risiko Infeksi
Bawang putih mempunyai komponen aktif berupa allicin yang bisa melawan bakteri, virus, jamur dan parasit. Umbi-umbian ini mengurangi risiko infeksi karena bisa berfungsi sebagai antibiotik.
Karena kemampuannya melawan parasit, bawang putih bisa membantu menghambat parasit usus besar. Bumbu dapur ini juga bisa mengobati infeksi jamur.
Mengurangi Pembekuan Darah
Bawang putih juga bermanfaat untuk mengurangi pembekuan darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa umbi-umbian ini aman dikonsumsi bersama obat seperti warfarin.
Artinya, bawang putih tidak meningkatkan risiko pendarahan pada pasien yang mengonsumsi warfarin. Karena kandungan keluarga Allium ini fungsinya untuk menghambat gumpalan darah.
Mengurangi Risiko Kanker
Mengonsumsi bawang putih secara rutin mampu mengurangi risiko penyakit kanker. Mulai dari kanker usus, kanker paru-paru hingga kanker lambung.
Orang yang mengonsumsi bawang putih lebih dari 5 kali seminggu disebut memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena kanker. Itu berdasar penelitian yang dilakukan di Lowa dan China.(*)