KETIK, JAKARTA – Ketupat makanan khas ini muncul saat Lebaran Idul Fitri. Budaya menyajikan menu ketupat ada sejak dulu. Persisnya sejak Sunan Kalijaga, salah satu Walisongo yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Tujuan Sunan Kalijaga mengajarkan Islam dengan cara yang mudah dipahami masyarakat.
Menu makanan ketupat memang unik. Kemasan yang dipakai untuk membungkus berasal dari daun kelapa yang masih muda. Janur namanya. Mulai dari janur mempunyai filosofi yang asal katanya dari bahasa Arab.
Ja' nur (janur) artinya cahaya baru saat Idul Fitri. Sebab ketika umat muslim melaksanakan ibadah puasa Ramadan satu bulan penuh akhirnya ada cahaya (nur) yang masuk ke dalam tubuh. Nur di sini diartikan tubuh kita bersih bagaikan bayi baru lahir, ketika usai melaksanakan puasa sebulan penuh dan sempurna.
Bentuk ketupat persegi empat. Dikutip dari Komuntas Budaya Nusantara, bentuk segi empat tersebut adalah menunjukkan arah mata angin. Yaitu bisa dimulai dari barat, utara, timur dan selatan. Sementara bila ketupat dibuka ternyata warnanya putih (isi ketupat dari beras). Bisa diartikan dalam diri seseorang yang telah melaksanakan puasa di bulan Ramadan hatinya putih bersih.
Bentuk silang ketupat yang lain adalah dianyam kotak-kotak. Filosofinya bahwa hidup di dunia ini berbagai corak kehidupan. Bisa diartikan manusia penuh dengan dosa. Karena itulah pada saat Idul Fitri tiba, masyarakat dianjurkan bersilahturahmi. Saling maaf memaafkan di antara sesama umat muslim.
Ketupat melambangkan dunia ini yang dibungkus dengan hati nurani. Dari penafisiaran lain menyebutkan ketupat diartikan ngaku bersalah (lepat bhs Jawa). Makna janur adalah hati nurani (jatining nur). Beras mengambarkan nafsu dunia. Sedangkan anyaman janur bermakna kompleksitas masyarakat Jawa yang harus dilekatkan dengan tali silaturahmi. Bentuk ketupat menggambarkan kiblat persegi empat (papat atau mata angin) dan limo (lima) pancer (kiblat).
Melalui makna ketupat inilah Sunan Kalijaga bisa dengan mudah dan berhasil mengislamkan masyarakat yang tinggal di Pulau Jawa (*)