KETIK, SURABAYA – Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB Unair) Purnawan Basundoro memberikan kebebasan kepada mahasiswanya dalam memilih bentuk tugas akhir. Alih-alih mewajibkan mereka untuk menyusun skripsi.
Menurutnya, tidak semua mahasiswa memiliki kemampuan yang baik dalam menyusun skripsi tertulis. Hal ini karena mereka memiliki pemahaman berbeda dalam menyerap ilmu yang didapat di bangku perkuliahan.
"Karena selama ini kan pemahaman mahasiswa nanti semuanya harus menulis tugas akhir dalam bentuk naskah tertulis,” jelas Purnawan, Kamis 19 September 2024.
Berangkat dari pengalamannya selama mengajar sebagai dosen Ilmu Sejarah, Purnawan akan mengarahkan mahasiswa untuk mengerjakan tugas akhir sesuai dengan kemampuan dan minatnya dengan tetap mempertahankan isu sejarah.
“Oleh karena itu, sekarang di Prodi Ilmu Sejarah ada delapan jenis tugas akhir yang bisa dipilih oleh mahasiswa,” tambahnya.
Delapan jenis tugas akhir yang bisa dipilih oleh mahasiswa sebagai syarat kelulusan adalah meliputi komik sejarah, video dokumenter sejarah, novel sejarah, program pelestarian dan preservasi warisan sejarah, pengembangan aplikasi berbasis sejarah, artikel jurnal, menulis buku, dan memenangkan lomba karya ilmiah nasional.
“Artinya sekarang mahasiswa dibebaskan dalam membuat skripsinya, tidak harus skripsi konvensional,” paparnya.
Dengan adanya variasi dalam pemilihan tugas akhir sebagai pengganti skripsi, mahasiswa Ilmu Sejarah diharapkan dapat menangkap ilmu selama menempuh bangku perkuliahan dan menerapkannya dengan cara yang kreatif.
"Desain kurikulum telah memastikan bahwa mahasiswa akan tetap mendapat bekal pengetahuan mengenai sejarah," pungkasnya.(*)