KETIK, MALANG – Perayaan HUT ke-78 Kemerdekaan RI juga dirayakan oleh anak-anak dari Kelompok Belajar (KB) Raudhatul Athfal (RA) Baipas Malang. Pada Sabtu (26/8/2023) pagi, anak-anak sudah antusias mengikuti jalan santai mengelilingi komplek sekitar sekolah.
Terdapat 163 siswa yang mengikuti peringatan tersebut. Mereka terbagi atas 13 kelas dengan tiga Kelompok Bermain, lima kelas kelompok A, dan lima kelompok B.
Anak-anak terlihat bergembira dengan pakaian serba merah putih serta mengenakan beragam hiasan tangan. Bahkan siswa dari Kelompok Bermain sangat antusias dan percaya diri menampilkan beragam tarian di atas panggung. Siswa lain yang menyaksikan pun ramai mengikuti tarian tersebut.
Selain sebagai perayaan Kemerdekaan RI, kegiatan tersebut juga implementasi dari Kurikulum Merdeka. Melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan Lil Alamin (P5P2RA) siswa ditanamkan jiwa-jiwa kebangsaan.
"Kita menyatukan perayaan kemerdekaan dengan proyek yang kita lakukan di kurikulum merdeka. Salah satu tujuan kami menanamkan kepada anak bagaimana sejak kecil cinta kebangsaan. Juga bagaimana mereka bisa berkreasi sendiri," jelas Kepala Sekolah KB RA Baipas, Nanik Trisnawati.
Antusiasme para siswa mengikuti rangkaian kegiatan. (Foto: Lutfia/Ketik.co.id)
Momentum perayaan ini dimanfaatkan untuk memberikan kebebasan anak-anak mengekspresikan kreativitas sejak dini. Nilai-nilai kebangsaan ditanamkan dengan cara yang interaktif dan menyenangkan.
"Respon anak-anak sangat semangat sekali dan yang sakit juga semangat untuk sekolah. Pembelajarannya kreasi, anak-anak mau apa, dibebaskan. Alhamdulillah kita bisa mendorong anak-anak kalau ada temannya yang kesulitan maka ayo dibantu," sebutnya.
Dalam setiap kelas, terdapat satu guru pendamping yang membimbing siswa. Bahkan terlibat pula mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) sebagai guru pendamping.
"Semua kegiatan anak-anak sangat antusias. Terutama berupa gerakan karena anak usia segini kan tidak bisa diam. Seperti tarian yang ditampilkan anak-anak, mereka sangat senang sekali. Kita melatihnya satu minggu. Sudah kita programkan seminggu ini buat hiasan kelas, dan sebagainya," tambah Nanik.
Nanik dan guru lainnya berharap para siswa dapat tumbuh dengan mencintai negaranya. Tak hanya itu, nilai-nilai agama yang terkandung dalam Al-Qur'an dapat senantiasa menjadi pedoman hidup bagi mereka.
"Harapan kami yang utama, bagaimana kita bisa menanamkan agama bagi anak-anak. Selain itu kita sebagai tenaga pendidik menanamkan kebangsaan bagi anak-anak supaya mereka cinta pada bangsanya sendiri dan itu terkandung dalam Al-Qur'an. Kami sebagai ustadzah berusaha maksimal mungkin ingin anak-anak di masa depan tetap memegang ajaran Al-Qur'an," lanjut Nanik.(*)
