KETIK, SIDOARJO – Komisi D DPRD Sidoarjo menaruh perhatian besar atas terjadinya lonjakan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Sidoarjo Barat di Krian. Akibat pemutusan kerja sama antara BPJS Kesehatan dan RS Anwar Medika Balongbendo, pasien BPJS harus berpindah fasilitas kesehatan. Ada yang sampai berobat ke Gresik.
Lonjakan pasien itu terjadi sejak akhir Desember 2023 hingga saat ini. Sekretaris Komisi D (bidang kesejahteraan rakyat) DPRD Sidoarjo Bangun Winarso menyatakan, membeludaknya pasien itu perlu segera dicarikan solusi. Agar pasien tetap mendapatkan layanan dengan kualitas terbaik. Perlu ada langkah-langkah taktis sebagai solusinya.
Komisi D DPRD Sidoarjo menyarankan Direksi RSUD Sidoarjo Barat, Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, dan Kepala-Kepala Puskesmas di Sidoarjo untuk segera duduk bersama. Mereka diharapkan memberikan solusi.
”Kalau menunggu tenaga kesehatan dari PPPK dan CPNS, prosesnya terlalu,” kata legislator PAN di DPRD Sidoarjo tersebut.
Menurut Bangun Winarso, Komisi D DPRD Sidoarjo mendorong agar kerja sama BPJS Kesehatan dan RS Anwar Medika bisa kembali berjalan. Namun, peninjauan kembali pemutusan kerja sama antara BPJS Kesehatan dan RS Anwar Medika itu tidak bisa dengan cepat dilakukan. Mungkin sekitar 6 bulan ke depan.
Padahal, orang sakit dan kebutuhan berobat tidak bisa ditunda. Pelayanan kesehatan ini, bagi Komisi D DPRD Sidoarjo, harus mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak. Supaya tetap terjaga kualitasnya.
”Pasien BPJS kesehatan tidak menunggu,” ungkap wakil rakyat di DPRD Sidoarjo asal Kecamatan Krian tersebut.
Jadi, lanjut Bangun Winarso, solusi yang terdekat ialah meningkatkan pelayanan di RSUD Sidoarjo Barat. Baik melengkapi fasilitas kesehatan maupun menambah jumlah tenaga kesehatan di RSUD Sidoarjo Barat.
”Kalau sampai menurun, masyarakat bisa menjadi kurang percaya kepada layanan RSUD Barat,” ungkapnya.
Komisi D DPRD Sidoarjo berpandangan, kebutuhan tambahan tenaga kesehatan ini sangat krusial. Khususnya, tenaga perawat dan bidan. RSUD Sidoarjo Barat tidak bisa langsung merekrut tenaga honorer. Ada kendala aturan. Perlu trobosan regulasi dari Pemkab Sidoarjo.
"Yang bisa dilakukan Pemkab Sidoarjo adalah membuat Perbup khusus rekrutmen perawat dan bidan. Untuk dokter spesialis, bisa mengambil dokter tamu," ungkap Bangun Winarso.
Kalau itu belum terlaksana, lanjut Bangun Winarso, RSUD Sidoarjo Barat bisa didukung oleh tenaga dari puskesmas-puskesmas terdekat. Dinas Kesehatan Sidoarjo dan Badan Kepegawaian Daerah Sidoarjo bisa mengupayakan langkah tersebut.
"Perawat dan bidan dari puskesmas terdekat untuk sementara diperbantukan dulu di RSUD Sidoarjo Barat," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, lonjakan pasien di RSUD Sidoarjo Barat itu terjadi sejak akhir Desember 2023. Sebagai dampak pemutusan kerja sama antara BPJS Kesehatan dan RS Anwar Medika, Balongbendo, Sidoarjo, yang berlaku sejak 1 Januari 2024. Antrean pasien rawat jalan, rawat inap, sampai operasi pun meningkat.
”Pasien yang masuk ruang operasi semakin banyak. Dari biasanya 20 pasien. Sekarang bisa sampai 40 pasien setiap hari,” kata Direktur RSUD Sidoarjo Barat dr Abdillah Segaf Al Hadad saat melihat antrean pasien pada Jumat (12/1/2024).
Saat melihat ruang farmasi dan ruang-ruang poli layanan, pasien juga penuh. Baik pasien, anak, remaja, dewasa, sampai lansia. Yang dominan pasien dengan penyakit jantung dan saraf.
”Kami tidak bisa menolak pasien. Sebisa mungkin pasien yang datang ke sini tetap kami layani dengan baik,” ucap dr Abdillah. (*)