KETIK, GRESIK – Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan pengembangan profesi bagi guru yang terdiri dari pelatihan dan pendampingan. Program berkala yang dilakukan pada lokakarya V angkatan ke-8 ini peningkatanya cukup signifikan, terutama dalam wawasan dan inovasi pembelajaran.
Beberapa peserta yang mengikuti lokakarya di SMAN 1 Manyar, Kabupaten Gresik (28/10/2023), rata-rata merasa puas dengan capaian yang sudah di dapat, sehingga merasa percaya diri dan mampu mengembangkan pembelajaran di masa sekarang dan yang akan datang.
Seperti diakui Siti Mufarrohah dari UPT SDN 129 Gresik, memang dalam PGP ada suka dan juga dukanya. Sukanya dapat banyak ilmu, banyak teman dan pengalaman yang berkesan dan berguna untuk profesi kita sebagai guru.
"Dukanya kita harus bisa memanajemen waktu dalam mengerjakan tugas Calon Guru Penggerak (CGP) dan melaksanakan tugas utama di sekolah, sehingga harus bisa membagi waktu," ujar Mufarrohah saat ditemui Ketik.co.id setelah selesai acara.
Wahyu Tri Wijayati dari UPT SDN 225, merasa setelah mengikuti lokakarya I-V, ada perubahan pada diri dalam membawa anak-anak pada proses belajar mengajar, sehingga lebih mengena.
"Dulunya ada kecenderungan monoton tetapi sekarang lebih inovatif, sehingga dalam proses pembelajaran tidak membosankan," tutur Eka Yuli Putri dari SMAN 1 Menganti.
Drs. Subijanto (tengah) bersama para Pengajar Praktik (PP) seusai acara foto bersama. (foto: Sutejo Rc/ketik.co.id)
Dari sisi Pengajar Praktik (PP) juga merasakan peningkatan yang luar biasa. Sebagaimana dialami Kamila asal TK Dharma Wanita Persatuan, Betiting, Cerme. Selama pendampingan, awalnya banyak yang mengeluh soal IT, tetapi setelah rutin dimonitor dan terus dimotivasi akhirnya CGP lebih mudah dan cepat mengaplikasinya.
Hal yang sama diakui Ahmad Heru Wahyu Wibowo dari SMA Assaadah Bunga. Semula kelemahan rata-rata di bidang IT, tetapi saat pendampingan selalu memberikan motivasi dan akhirnya bisa melakukan aktivitas sesuai program secara berkelanjutan.
Sebagaimana disampaikan Drs. Subijanto selaku penanggung jawab acara, proporsi kegiatan belajar PGP terdiri dari 70% belajar di sekolah (on the job learning), 20% belajar bersama rekan sejawat, dan 10% belajar dengan Instruktur, Fasilitator, dan Pengajar Praktik.
Kelas 22A dan 22B bersama sama melakukan sesi foto setelah acara selesai. (Foto: Sutejo Rc/ketik.co.id)
Program PGP terdiri dari 3 paket modul untuk pelaksanaan selama 6 bulan dengan pola 310 JP. PGP dilaksanakan dengan kombinasi moda dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring), dimana 70% proses belajar dilakukan secara daring dan 30% lainnya dilakukan secara luring.
Sebelum pulang Subijanto mengucapkan terima kasih pada 10 Pengajar Praktik, yang sudah meluangkan waktu menjadi fasilitator dan pendamping CGP dengan sabar dan penuh keikhlasan.
Penyelenggara Lokakarya V PGP angkatan 8 adalah BBGP Provinsi Jawa Timur, sebagai wujud peningkatan kompetensi guru dan mensukseskan kebijakan Kemendikbudristek. (*)