KETIK, JAKARTA – Pemerintah menyiapkan 617 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) bagi pemudik yang menggunakan mobil listrik selama Lebaran 2023.
Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Mohamad Priharto Dwinugroho mengatakan 617 SPKLU tersebut tersebar di 237 lokasi di seluruh Indonesia, termasuk di beberapa rest area jalan tol.
Ia menegaskan SPKLU tersebut berjenis fast dan ultra charging, sehingga waktu mengisi daya hanya 30 menit.
Priharto merinci lokasi SPKLU itu tersebar di 171 lokasi di Pulau Jawa, 34 lokasi di Bali, 35 di Sumatera, 12 di Kalimantan, 14 di Sulawesi, 2 di Maluku, 9 di Nusa Tenggara, dan 2 di Papua. Ia mengatakan di setiap lokasi bisa menyiapkan 2-3 charging station.
Pernyataan Priharto dipertegas EVP Operasi Sistem Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) Dispriansyah. PLN berharap keberadaan SPKLU ini membuat perjalanan pemudik nyaman.
"Ada 616 SPKLU yang siap membantu kenyamanan pengguna kendaraan berbasis baterai untuk melaksanakan perjalanan mudik tahun ini. Kami tambahkan, baru diresmikan di Dumai satu lagi. Jadi sekarang ini ada 617 lokasi SPKLU," katanya saat konferensi pers di BPH Migas, Jakarta Selatan, Senin (10/4/2023).
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Hulu (BPH) Migas Erika Retnowati mengungkapkan persiapan pemerintah dalam penyaluran bahan bakar minyak (BBM) selama arus mudik dan balik Lebaran 2023. Pihaknya turut mewaspadai cuaca ekstrem dengan melakukan koordinasi bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Jalur lintas utama maupun logistik, juga wilayah rawan kemacetan maupun daerah-daerah rawan bencana. Khusus daerah rawan bencana menjadi perhatian kami sehingga kami akan berkoordinasi secara intens dengan BMKG, belajar dari pengalaman Nataru, ada beberapa daerah terdampak cuaca ekstrem," kata Erika.
Cuaca ekstrem menjadi perhatian pemerintah dalam libur Lebaran tahun ini. BPH menegaskan pemerintah akan memastikan daerah-daerah yang rawan cuaca ekstrem bisa mendapatkan pasokan BBM cukup.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan pola konsumsi BBM tahun ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya karena masa libur lebih panjang. Oleh karena itu, dibutuhkan ketahanan pasokan BBM yang lebih lama.
"Diperkirakan puncaknya itu tidak langsung drop ke bawah, butuh waktu lama sekitar dua minggu ada di puncak. Tahun lalu itu waktu liburnya pendek, sehingga diperlukan ketahanan cukup lama untuk mensuplai jumlah pasokan pada saat puncak," ungkap Tutuka.
Merespons hal tersebut, Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menyebut pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepolisian setempat untuk memastikan ketersediaan pasokan di setiap SPBU. Pasalnya, ketersediaan BBM di SPBU adalah hal vital di masa mudik nanti.
Ega menyebut Pertamina sudah menyiapkan satgas internal build up stock di setiap SPBU agar tidak ada kesulitan pasokan selama mudik. Oleh karena itu, penyaluran BBM Pertamina bakal dikawal khusus.
"Meski stok di kilang baik, terminal baik, tapi kami harus pastikan ketersediaan sampai di SPBU. Salah satu yang krusial saat mudik adalah memindahkan BBM ke SPBU menggunakan mobil tangki," ungkapnya.
"Kami sudah koordinasi dengan Polri agar proses ini ada pengawalan, baik di terminal BBM kami sebagai objek vital nasional (obvitnas), pengawalan suplai mobil tangki, bahkan di SPBU," sambung Ega.
Selain itu, Ega mengatakan Pertamina menyiapkan SPBU yang akan melayani pemudik 24 jam. Dari 7.400 SPBU Pertamina di seluruh RI, ada 1.500 yang akan beroperasi 24 jam. (*)